Strategi Terjemahan Bahasa Figuratif dalam Novel Bahasa Jepun ke Bahasa Melayu

Similar documents
PENSYARAH

Microsoft Word

Slide 1

metode deskriptif analisis dilakukan dengan cara mendeskripsikan fakta- fakta yang kemudian dianalisis. Berdasarkan penelitian kepustakaan yang telah

Walaubagaimanapun, ada beberapa kenyataan yang mengatakan bahawa perbezaan-perbezaan di antara dua bahasa bukan sebab utama hingga berlakunya kesilapa

ABSTRAK Analisis Fungsi dan Makna Verba Utsu dan Tataku dalam kalimat Bahasa Jepang Skripsi ini membahas tentang fungsi dan makna verba Utsu dan Tatak

2.2 Analisis Perbezaan (Contrastive Analysis (CA)) Pada tahun 1950-an, Lado (1957) dan Fries (1945) menyatakan bahawa peranan bahasa ibunda merupakan

第4課

日本語の文における 変, おかしい, 変わる の類義語の分析 1. 序論 言語は地球上に住むすべての人が使用するコミュニケーションツー ルであり 様々な特性を持っている 言語の特徴の一つは 言語は普遍的 である 例として 言語には全ての単語において 類語あるいは類義語が ある Badudu(1987

S_C0551_060807_Abstract

様式第一(第一条関係)

Nik Safiah.. Kato indeterminatemonumeral countermoadverbials quantifier-likeor focusparticles NPI Kato NPI NPI NPI NPI NPI NPI Kato NPI NPI NPI Kato N

-2-6. Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 18 Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Energi dan Sumber Daya Minera

ABSTRAK

江戸時代 に凧ができるだけ所有し 和紙の価格は非常に高 価なので 飛行機族が使用した Parade layang-layang Jepang diadakan setiap tanggal 5 Mei. がつ 5 5 日本の凧の祭りは 5 月 にち日に毎年開催 まいとしかいさいさ

江 戸 時 代 に 凧 ができるだけ 所 有 し 和 紙 の 価 格 は 非 常 に 高 価 なので 飛 行 機 族 が 使 用 した Parade layang-layang Jepang diadakan setiap tanggal 5 Mei. がつ 5 5 日 本 の

Microsoft Word - Part 2

S_C0551 _ _Abstract

1. Nama Mata Kuliah : Bunpo 1 2. Kode Mata Kuliah : JEP. 3. Bobot Mata Kuliah : 2 SKS I. Identitas Mata Kuliah 4. Jenis Mata Kuliah : Mata Kuliah Bida

Microsoft Word - PERMOHONAN PERMIT MENGAJAR.doc


要旨 アクバル アヤダナ 2014 年 KANINDO に翻訳されたケイオンアニメ映画の敬称訳 ブラウィジャヤ大学日本語学科 指導教員 :(I) ナディヤ インダ シャルタンティ (II) デウィ プスピタサリ キーワード : 敬称 翻訳 翻訳の方法 翻訳の手法 翻訳の等価 翻訳は比較文化を中心に実

JAPANEDU, Vol. 1, No. 1, Juni 2016 A LEARNING MODEL WHICH USE POWER POINT TO DEVELOP JAPANESE BASIC GRAMMAR (Research On First Grade of Japanese Mayor

Satuan Acara Perkuliahan

Objek penelitian dalam skripsi ini adalah pos polisi di Indonesia (dalam hal ini penulis melakukan penelitian langsung pada beberapa pos polisi yang a

REPRESENTASI KASIH SAYANG DAN KESETIAAN DALAM FILEM HACHIKO MONOGATARI TAN SWEE CHING DISERTASI DISERAHKAN SEBAGAI MEMENUHI SEBAHAGIAN DARIPADA KEPERL

ClassNK テクニカル インフォメーション No. TEC-0967 なお 本件に関してご不明な点は 以下の部署にお問い合わせください [ 政府指示に関するお問合せ ] 一般財団法人日本海事協会 (ClassNK) 本部管理センター国際室住所 : 東京都千代田区紀尾井町 4-7( 郵便番号 10

ClassNK テクニカル インフォメーション No. TEC 書類提出先 Marine Department of Malaysia or なお 本件に関してご不明な点は 以下の部署にお問い合

Microsoft Word - PRELIMINIRIES.doc

Gambar 5.Cake Green Tea And Cheese Roll Gambar 6.Cake Triple Choco Roll Gambar 7.Cake Jungle Wild Roll Gambar 8.Cake Watermelon Roll

3. Penggunaan kata kerja tanpa subjek atau ganti nama diri Kata kerja bahasa Jepun biasanya digunakan tanpa subjek atau ganti nama diri terutama bila

BAHASA JEPUN 1 BBJ2401

penelitian dengan cara menggumpulkan, meneliti data dari buku-buku referensi serta data sumber lainnya seperti buku pelajaran, novel, kamus dan hasil

JAPANEDU, Vol. 1, No. 1, April 2016 CORELATION BETWEEN READING SELECTIVE STRATEGIES WITH READING COMPREHENSION TEXT JAPANESE SKILL (Descriptive Method

平成23年1月5日

BULLETIN No. PT.KITO-SM PT. KITO INDONESIA Service & Maintenance Lifting Expectations

MEMORIZING VOCABULARY LEARNING MODEL USING MATCHING GAME (Experimental Studies on Nihongo Kurabu s Students of SMAN 15 Bandung) ABSTRACT In the Japane

Analisis Tingkat Pemahaman Mahasiswa terhadap Penggunaan Jodoushi ~Souda dan ~Rashii sebagai Denbun No Hyougen ABSTRAK Kania Srirahayu Penelit

細田守作 時をかける少女 における 時 の分析 序論日本のことわざに 時は金なり という言葉がある 時 というものはお金と同様に貴重であるから 無駄に使わないでよく励まなければいけない ということである つまり 日本の社会における 時 は非常に価値があるものである 本論文は アニメ 時をかける少女

3. Verba shikaru digunakan untuk menunjukkan perasaan marah kepada seseorang untuk memperingatkan kesalahan yang dilakukan. 親は子供が悪さをするのをる (

Lesson 1 ぶんぽう・ごい

スライド 1

JAPANEDU, Vol. 1, No. 1, April 2016 MODEL LISTEN READ DISCUSS (LRD) IN DOKKAI LEARNING ELIZA FAUZIA SHIRATH,, Departemen Pendidikan Bahasa Jepang Faku

JAPANEDU, Vol. 1, No. 1, April 2016 Expression Patterns Learning Materials Model That Found In Stereopony s Japan Song Lyrics (Study Of Basic-Intermed

Untitled

ini pembahasan difokuskan pada tema, penokohan, dan alur. Dalam komik One Piece episode penyelamatan Ace ini menceritakan tentang kisah penyelamatan b


8.1 TERJEMAHAN KAPSYEN KATA KERJA BJ KE SARI KATA BM Seksyen ini menjawab soalan kajian keempat dan kelima seperti berikut: Soalan kajian keempat adal

JAPANEDU, Vol. 1, No. 1, Juni 2016 AN ANALYSIS ON FOCUSING KATAKANA ENGLISH LOANWOARDS WRITING ERRORS OF JAPANESE STUDENT IN INDONESIA UNIVERSITY OF E

v THE EFFECTIVENESS OF COOPERATIVE LEARNING INSIDE OUTSIDE CIRCLE (IOC) APPLICATION IN IMPROVING JAPANESE VOCABULARY (Experimental research toward Sec

1-1 環境省へのアンケート内容

PERLEMBAGAAN

STUDY OF THE MEANING OF JAPANESE PROVERB WHICH IS FORMED FROM THE WORD HANA Dwi Irani Ramon Abstract Proverb is a short sentence that contains

03IndonesianScript

E. Uraian Materi Pert. Tujuan Perkuliahan Pokok Bahasan dan Sub-Pokok Bahasan Sumber 1 Mahasiswa memahami Silabus MK Jitsuyou Kaiwa I dan aturan perku

JAPANEDU, Vol. 1, No. 1, April 2016 THE USE OF CHAINED STORY TECNIQUES WITH PICTURES AS THE MEDIA FOR JAPANESE SPEAKING SKILL EDUCATION Gati Intan Tam

JAPANEDU, Vol. 1, No. 1, Juni 2016 THE ANALYSIS OF THE PRONOUNCIATION ERRORS TSU IN JAPANESE BY THE NATIVE INDONESIAN SPEAKER Rahmawati Eka Pratiwi, A

Anjuran Bilingual Mengapa bagus jika menguasai dua Bahasa? Bilingual adalah orang yang menguasai dua bahasa. Dibandingkan dengan monolingual yang hany

Didalam kelas きょうしつのなか <Barang-barang dalam kelas> こくばんこくばんけしチョークつくえいすまど ドアカレンダーちずしゃしんえごみばこ ほうき ホワイトボード かびんせんぷきエアコンコンピューター カーテンほんだなとけい 2

PEMBERITAUAN

C. Sub Capaian Pembelajaran 1. Memahami dan menerapkan teknik membaca menurut teori model bottom up 2. Mampu memahami proses membaca dalam pembelajara

Microsoft Word - tsunami_Jepang-3.doc

<4D F736F F D B4B96F15F8B ED293AF88D38E968D DC58F49816A E646F6378>

Microsoft Word - cover.doc

序論 日本語には助詞という品詞があり 助詞は文中で語の働きを示す意味をもつため 助詞の使用が重要である 助詞は様々あり その一つには接続助詞がある Tomita Takayuki (1998:68) によると 接続助詞は文の節と節を接続する助詞で 主に用言に付く この研究は接続助詞としてテ形とシを解

芥川龍之介の 鼻 芋粥 袈裟と盛遠 短編小説の主人公の自己概念 1. 序論時代の文学は時代の状態や現象を示す 例えば スマルジョの意見のように (Sumardjo, 1999 :1) 時代に生きる人々の性格 問題 願い 苦労 希望は作品から見える 芥川龍之介は有名な日本短編小説作家の一つであった 彼

がっこういちにち学校の一日 げつようび きんようび 月曜日 ~ 金曜日 どようび にちようび 土曜日 ~ 日曜日 *3a-1 日本の学校は月曜日から金曜日までで 土曜日 日曜日はお休みです Hari sekolah di Jepang adalah hari Senin sampai hari Ju

7.1 PENGUKURAN VARIASI KATA KERJA BJ DAN BM Seksyen ini akan menjawab soalan kajian pertama iaitu: 1. Apakah pola variasi kata kerja dalam kapsyen bah

しょうがっこう いちねん いちがっき 1 学期 4 月 5 月 6 月 7 月 しぎょうしき始業式 UPACARA AWAL SEMESTER BARU *3b-3 まず 1 学期 1 学期は4 月から7 月までです 始業式です 学期の始まりの式です 校長先生のお話を聞いたり 新しいクラスの担任の先

ABSTRAK Wijayanti, Annetta Hisokuonbin Verba Yodan ~ra dalam Kyōgenki Seihen. Program Studi Sastra Jepang, Universitas Brawijaya. Pembimbing :

は そこでの経験を本当に豊かにしてくれるでしょう 珍しい言語を学ぶ人や学術的な嗜好 がある人々にとっては インドネシア語は素晴らしい文学です 言語学的な理由インドネシア語はとても簡単です 学ぶことは貴重な経験で さらにインドネシア語の基本は数週間で学ぶことができます ここにその理由を述べます 時制が

< 契約条項 /Agreements/Perjanjian> 借主の都合で本契約を 1 年未満で解約した時は損害金として敷金のうちより 1 か月分は返還しない If the renter cancels the contract within less than a year depending o

THE USE OF HANGMAN GUESSING WORD IN IMPROVING THE MASTER OF JAPANESE VOCABULARY (THE EXPERIMENTAL STUDIES OF 10 th GRADE STUDENTS AT SMA PGRI 1 BANDUN

インドネシアと米国の二国間貿易は増加を示した 2013 年にインドネシアと米国の二国間貿易は USD28 兆に到達するために前年比 4.89% の増加となりました 同じ年に インドネシアには 最大 USD9.7 兆の黒字を楽しんだ 特に非石油製品のため 米国へのインドネシアの輸出は 2013 年に

インドネシア言語と文化 Bahasa dan Budaya: Jurnal Himpunan Pengkaji Indonesia Seluruh Jepang 第 20 号 (2014 年 ) 目次 テーマ論文 インドネシア語会話の授業について (Pikirkan Kembali Kelas Pe

Manga OTHELLO karya Satomi Ikezawa banyak menandakan adanya pola interaksi sosial yang terjadi di dalam komunitas cosplay. Hal yang paling menonjol da

Microsoft Word - 02 Silabus S Bunpo II

dinding ( kakejiku ), bunga ( chabana ), dan mangkuk keramik yang sesuai dengan musim dan status tamu yang diundang. Teh bukan cuma dituang dengan air

こむにかし KOMUNIKASI I J PT. INDUSTRIAL SUPPORT SERVICES INDONESIA Mei 2019 No Website : 1 tel. (021

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS... iii PERNYATAAN PUBLIKASI SKRIPSI...iv KATA PENGANTAR... v DA

JAPANEDU, Vol. 1, No. 1, April 2016 USES OF BOOK MEDIA CHOUKAI GA YOWAI ANATA E TO IMPROVE CHOUKAI SKILLS (Quasi Experimental Method for Third Grade S

ANALISIS SOSIOLOGI KEHIDUPAN PENARI KELILING DALAM CERPEN IZU NO ODORIKO KARYA KAWABATA YASUNARI せいかつ さくひんしょうせつたびげいにんカワバタ ヤスナリの作品の "Izu No Odoriko という

つうやく通訳 PENERJEMAH かていほうもん こじんめんだん 家庭訪問 個人面談で にほんご はな 日本語がよく話せないとき つうやく き 通訳に来てもらえることがあります *4-2 まず通訳のことです 家庭訪問や個人面談 また そのほかの 子どもの教育のことについて 日本語があまりできなくて

こむにかし KOMUNIKASI I J PT. INDUSTRIAL SUPPORT SERVICES INDONESIA Desember 2018 No Website : 1 tel.

"Miyazaki City" into the Google search box. Some of images revealed the city landscape, that Miyazaki was a modern and quiet city. A moment later, I t

Pengenalan: Tahniah atas pembelian Peranti Elektro-Terapi Siri Professional V2 (ETD). Panduan berikut menyediakan pengenalan kepada Elektroterapi dan

Juli 2017 No Website : 2 日イ比較文化考 Perbandingan budaya antara Indonesia Jepang 職場における日本人上司とインドネシア人

Microsoft Word - 01 Silabus S Bunpo I

Maret 2017 No Website : 2 日イ比較文化考 Perbandingan budaya antara Indonesia Jepang 職場における日本人上司とインドネシア

Onimusha: Warlord, Onimusha 2: Samurai s Destiny, Onimusha 3: Demon Siege, Samurai Warriors dan Kessen 3 sebagai data penelitian. Teknik penelitian ya

PROPOSAL SKRIPSI

4. Tokoh-tokoh tamadun Islam 4.1. Ibnu Sina ( 1037M ) Latar Belakang Ibnu Sina WAJ3101 IBNU SINA yang lebih dikenali di Barat dengan nama Avicenna mem

Microsoft Word JPLampiran001.doc

Alam semula jadi Puncak-puncak Utara Alps Jepun yang melebihi 3000meter di Taman Negara Chubu-Sangaku, termasuklah Gunung Yarigatake dan Gunung Noriku

2 日イ比較文化考 Perbandingan budaya antara Indonesia Jepang 職場における日本人上司とインドネシア人との意見の食い違い その食い違いの原因をインドネシアと日本との文化の違いに求める人が多いようです 果たしてそうでしょうか ここでは 問題になりそうなインド

newA5_cover_ind

2 日イ比較文化考 Perbandingan budaya antara Indonesia Jepang 職場における日本人上司とインドネシア人との意見の食い違い その食い違いの原因をインドネシアと日本との文化の違いに求める人が多いようです 果たしてそうでしょうか ここでは 問題になりそうなインド

そちらの靴のほうが少しおがこうございます sepatu itu sedikit lebih keren,.,.. 4.k.kerja-U ほど ~ ない = tidak se~/tidak sampai~ k.benda 彼は私ほど走るのが速くない dia larinya tidak secepat

2. RUMUSAN MASALAH 1. Jenis SK apa saja yang muncul dalam percakapan tingkatshokyuu dan chuukyuu? 2. Ungkapan apa saja yang digunakan pada SK dalam pe

2 日イ比較文化考 Perbandingan budaya antara Indonesia Jepang 職場における日本人上司とインドネシア人との意見の食い違い その食い違いの原因をインドネシアと日本との文化の違いに求める人が多いようです 果たしてそうでしょうか ここでは 問題になりそうなインド

Transcription:

STRATEGI TERJEMAHAN BAHASA FIGURATIF DALAM NOVEL BAHASA JEPUN KE BAHASA MELAYU (TRASLATION STRATEGIES OF FIGURATIVE EXPRESSIONS IN JAPANESE LANGUAGE NOVEL TO MALAY LANGUAGE) Jaafar Bin Jambi 1 dan Norliah Binti Abdullah 2 1 Ambang Asuhan Jepun, PASUM, jaafar@um.edu.my 2 Fakulti Sastera Dan Sains Sosial,UM, abdullahnorliah@gmail.com ABSTRAK Penterjemahan bahasa figuratif adalah satu aspek penterjemahan yang unik dan mencabar kerana seseorang penterjemah bahasa figuratif mesti mempunyai pengetahuan yang luas dan mendalam terhadap bahasa dan budaya bahasa sumber dan bahasa sasaran yang terlibat. Bahasa figuratif adalah bahasa yang dignnakan untuk memberikan makna secara tidak langsung dengan tujuan untuk memberikan kesan yang mendalam terhadap sesuatu teks. Bahasa figuratif yang dibincangkan dalam kajian ini adalah seperti metonimi, metafora, simili dan lain-lain. Kajian ini menganalisis terjemahan bahasa figuratif daripada novel bahasa Jepun Kokoro ke novel terjemahan bahasa Melayu Kalbu untuk mengenal pasti bahasa figuratif dan strategi penterjemahan yang digunakan oleh penterjemah untuk menterjemah bahasa figuratif. Model strategi penterjemahan bahasa figuratif Mildred L. Larson digunakan dalam analisis ini. Di antara strategi penterjemahannya, a) menterjemah dengan mengekalkan imej atau unsur-unsur bahasa figuratif bahasa sumber, b) menukarkan bahasa figuratif bahasa sumber kepada bentuk simili dan c) menukarkan bahasa figuratif bahasa sumber ke bahasa figuratif bahasa sasaran yang mempunyai makna yang sama. Analisis strategi terjemahan bahasa figuratif dalam kajian ini menunjukkan strategi menterjemah tanpa mengekalkan unsur-unsur figuratif adalah paling banyak digunakan. Keywords: bahasa figuratif, strategi terjemahan, bahasa sumber, bahasa sasaran 83

ABSTRACT The work of translating figurative language (expressions) is unique and a challenging process. This is because not only the translators need to have in depth knowledge of figurative language of the source and target language involved but also need to have vast experience in conducting figurative language translations. Figurative languages are language that contains or uses figures of speech which give indirect meaning to create an impact on the texts. Figurative languages discussed in this research are metonymy, metaphor, simile and others. This research analyses the translation of figurative languages from a Japanese novel, Kokoro to a translated Malay version Kalbu. The main purpose of this research is to identify the figurative languages and strategies used by the translator to translate figurative languages. A translation strategy model proposed by Midred L. Larson is used for this analysis. The analysis shows that the strategy of translating without maintaining the figurative images and elements are the main strategy used by the translator in translating figurative language from Kokoro to Kalbu. Keywords: figurative language, translation strategies, source language, target language. PENDAHULUAN Kerja-kerja terjemahan merupakan salah satu pekerjaan yang tertua dilakukan oleh manusia sejak daripada zaman Greek purba lagi. Fungsi utama terjemahan secara umumnya untuk melahirkan satu teks terjemahan ke bahasa sasaran sehampir tepat daripada teks sumber. Kini ilmu terjemahan telah berkembang pesat dengan ramai pemikir yang sentiasa mencipta teori-teori dan kaedah-kaedah baharu dalam membantu menjadikan bidang terjemahan satu disiplin yang berpengaruh dan menarik minat ramai. Namun kerja-kerja penterjemahan bukanlah satu proses yang mudah kerana ia melibatkan dua bahasa yang mempunyai perbezaanperbezaan tertentu terutamanya mengenai latarbelakang masyarakat sesebuah bahasa itu dari sudut adat resam, struktur sosial, keagamaan dan kepercyaan. Gejala-gelaja ini sangat mempengaruhi pilihan perkataanperkataan dan ayat-ayat yang sesuai dan biasa serta tepat dan betul penggunaannya oleh ahli sesebuah masyarakat tersebut. Lebih-lebih lagi jika perkataan bahasa sumber yang hendak diterjemahkan itu adalah bahasa figuratif. 84

KAJIAN LITERATUR Menurut Catford (1996: 1) proses terjemahan adalah satu proses menggantikan teks dalam satu bahasa kepada satu teks dalam bahasa yang lain. Penggantian teks ini melibatkan bahasa yang asal ditukar kepada bahasa sasaran tetapi mesej atau utusan yang terdapat dalam teks asal mesti dikekalkan supaya buah fikiran dan pandangan yang ingin disampaikan oleh penulis teks asal itu diterjemahkan dengan tepat. Sebelum proses penterjemahan dilakukan seseorang penterjemah mesti memahami isi teks, menganalisis atau sekurang-kurangnya berupaya membuat itlakan terhadap teks sebelum memilih kaedah atau strategi penterjemahan yang sesuai (Newmark, 1994: 31-32). Manakala Larson (1990: 251) menyatakan, the goal of a translator is to translate the meaning (message) of the source text into the natural forms of the receptor language. Larson menekankan bahawa peranan penterjemah adalah menterjemah teks asal dengan pelbagai cara tetapi mesej atau utusan mesti dikekalkan. Nida dan Taber (1969: 208) menyatakan pula, the reproduction in the receptor language of the closest natural equivalent of the source language messages, first in terms of meaning and second in terms of style. Dengan perkataan lain, terjemahan bahasa figuratif perlu menepati maknanya dahulu dengan melakukan penggantian makna yang sehampir mungkin dan sesuai dengan konteks bahasa sasaran. Apabila penggantian makna dan kesesuaian konteks telah tercapai maka gaya bahasa sumber itu boleh diterjemahkan sekiranya keadaan dan kebiasaankebiasaan bahasa sasaran memerlukan. Ini adalah kerana dalam menjalankan terjemahan bahasa figuratif ada ketikanya bahasa figuratif bahasa sumber boleh diterjemahkan menggunakan bahasa figuratif bahasa sasaran yang mempunyai makna yang sepadan walaupun imej dan perbandingan yang digunakan dalam kedua-dua bahasa itu tidak sama tetapi makna bagi kedua-duanya sepadan. Fungsi bahasa figuratif adalah untuk memberikan makna secara tidak langsung dengan tujuan untuk memberikan kesan yang mendalam terhadap sesuatu teks. Selain daripada itu ia juga berfungsi sebagai cara untuk memberi nasihat dan pengajaran dan kadangkala nasihat dan pengajaran ini akan lebih berkesan dan dapat diterima sekiranya diucapkan atau ditulis secara figuratif. Asmah Haji Omar (1992: 132) memaksudkan bahasa figuratif sebagai, bahasa halus yang menggunakan strategi tertentu untuk menyatakan maksudnya, mengawal keadaan dan 85

menimbulkan komunikasi. Strategi-strategi ini terletak pada susunan ayat, pilihan kata, bahkan juga nada suara Susunan ayat dan pemilihan kata yang indah dan berbunga-bunga seperti dalam peribahasa, simpulan bahasa, pantun, metafora dan sebagainya menggambarkan kehalusan budi perkerti penciptanya untuk menyampaikan mesej walaupun apa yang hendak disampaikan itu mungkin berupa sindiran, teguran atau pun nasihat tetapi sesiapa yang mendengarnya tidak merasa tersinggung malah dapat memahami maksud sebenarnya. Slametmuljana dalam Awang Sariyan (1996: 105) menyatakan, keindahan dalam sastera dapat dilihat daripada aspek bunyi, ungkapan dan ayat. Dalam hal ungkapan, karya sastera memperkayakan bahasa dengan metafora, simili personifikasi, hiperbola dan sebagainya. Ungkapan-ungkapan yang mengandungi unsur-unsur figuratif digunakan dalam penulisan sastera bukan sematamata bertujuan untuk mengindahkannya sahaja tetapi yang lebih penting adalah penyaluran mesej. Mesej yang disalurkan adalah secara tidak langsung tetapi mempunyai makna yang perlu dilihat secara perbandingan. Ini bermakna memahami bahasa figuratif tidak dilakukan secara literal tetapi secara meramalkan perbandingannya melalui unsur-unsur figuratif yang digunakan. Akira Nakamura (1980: 2) mendefinisikan bahasa figuratif (Hiyu) sebagai tatoeru yang bermakna perumpamaan atau penyataan figuratif yang menjadi kriteria asas sesuatu bahasa figuratif. Dalam masyarakat Jepun keindahan alam semula jadi selalu digunakan sebagai inspirasi untuk meluahkan sesuatu perasaan. Tidak hairanlah jika keadaaan ini berlaku kerana masyarakat Jepun dapat mencipta pelbagai bahasa figuratif melalui empat musim yang berbeza sebagai unsur-unsur figuratif. Ini adalah kerana tiap-tiap musim itu mempunyai keindahan dan unsur-unsur yang berlainan yang boleh digunakan sebagai perumpamaan kepada pengucapan mereka. Nik Safiah Karim (1990: 8) ada menyebut tentang peringkat bahasa mengikut fungsinya. Pada peringkat yang paling rendah bahasa berfungsi sebagai alat untuk menyampaikan maksud asas dalam kehidupan seharian...bahasa boleh disusun untuk menyampaikan buah fikiran dan perasaan yang lebih halus, lebih seni di mana unsurunsur keindahan dicapai melalui susunan kata-kata yang menarik dan maksud yang mendalam. Beliau menekankan bahawa unsur-unsur keindahan dalam bahasa figuratif telah digunakan untuk menyampaikan buah fikiran dan perasaan yang lebih halus dan mendalam. Morita (1991:105) pula menerangkan bahasa figuratif, adalah pengucapan atau ungkapan yang memerlukan hubungan fikiran dan tekaan terhadap 86

sesuatu perkataan lain yang mempunyai makna yang berbeza terhadap keistimewaan dan situasi sesuatu objek yang dibandingkan itu. Tiap-tiap perkataan yang mempunyai unsur-unsur figuratif ada keistimewaannya kerana ia mempunyai makna sekunder yang memerlukan seseorang itu dapat memahaminya dengan membuat tekaan dan dapat menghubungi fikirannya dengan imej bahasa figuratif itu dengan maksud yang sebenar. Oleh yang demikian seseorang penterjemah yang ingin menterjemah sesuatu teks yang mengandungi bahasa figuratif perlu memiliki kemahiran memahami maksud sekunder dan juga berupaya untuk menghubungi fikirannya dengan imej bahasa figuratif untuk mendapatkan hasil terjemahan yang betul dan tepat. SKOP KAJIAN 1. Novel Kokoro Novel Kokoro pada asalnya merupakan sebuah cerita bersiri di dalam akhbar Asahi yang ditulis oleh novelis terkenal Jepun iaitu Soseki Natsume (1867-1916). Cerita bersiri di dalam akhbar Asahi ini telah diterbitkan pada 1914 sebelum dibukukan. Soseki Natsume dilahirkan di Tokyo pada 1867 dan beliau merupakan seorang graduan kesusasteraan Inggeris daripada Universiti Imperial Tokyo. Beliau telah dihantar ke England untuk menyambung pelajaran oleh kerajaan Jepun pada 1900 dan kembali ke Jepun bertugas sebagai seorang pensyarah kesusasteraan Inggeris di Universiti Imperial Tokyo. Pada tahun 1907 beliau telah mula berkecimpung dalam arena penulisan dan novel Kokoro merupakan salah satu hasil penulisan beliau yang terkenal. Novel ini memperlihatkan kekacauan fikiran dan perasaan yang dihadapi oleh watak utama yang merupakan seorang terpelajar tetapi mengasingkan dirinya daripada dunia luar kerana tekanan jiwa disebabkan oleh kesunyian dalam arus permodenan. Novel ini berlatarbelakangkan zaman akhir pemerintahan kerajaan Meiji di mana terdapatnya proses permodenan yang agak pesat menyebabkan nilai-nilai tradisi hampir dilupakan. Terdapat 3 bab dalam novel ini. Bab pertama mempunyai 36 episod yang khas mengisahkan seorang pelajar muda. Episod-episod ini menceritakan kisah pertemuan dan pengalaman yang dialami oleh pelajar muda ini dengan seorang yang dipanggilnya sensei. Bab kedua mempunyai 18 episod mengisahkan pengalaman pelajar muda pulang ke kampung 87

untuk menjaga bapanya yang uzur. Bab ketiga mengandungi 56 episod mengisahkan wasiat sensei yang berupa surat kepada pelajar muda tersebut. Kajian ini hanya meneliti dan manganalisis bab pertama sahaja kerana jumlah bahasa figuratif yang digunakan dalam setiap bab adalah terlalu banyak. Terdapat 286 pelbagai jenis bahasa figuratif bahasa Jepun dalam bab pertama sahaja. 2. Latarbelakang Penterjemah Thaiyibah Sulaiman adalah seorang graduan daripada Universiti Waseda dan beliau telah lama berkecimpung dalam bidang penterjemahan. Selain daripada menterjemah novel Kokoro kepada bahasa Melayu (Kalbu) hasil-hasil terjemahan beliau adalah seperti Momotaro dan Meniti Senja manakala hasil-hasil tulisan adalah seperti Nahu Bahasa Jepun dan Mari Belajar Bahasa Jepun. Beliau adalah bekas Ketua, Jabatan Bahasa Jepun di Universiti Kebangsaan Malaysia. Novel Kokoro telah diterjemhkan dalam tahun 1996 dan diterbitkan oleh Dewan Bahasa dan Budaya. JENIS-JENIS MAKSUD BAHASA FIGURATIF Mildred L.Larson dalam bukunya bertajuk Meaning Based Translation: A Guide To Cross-Language Equivalence banyak membicarakan tentang maksud bahasa figuratif. Beberapa jenis bahasa figuratif telah disenaraikan oleh Larson dan di antaranya adalah seperti di bawah ini: a. Metonimi Metonimi adalah bahasa figuratif yang maksudnya mempunyai perhubungan kolokasi istimewa di antara maksud asal dengan maksud yang hendak diterjemahkan. Maksud metonimi ini tidak boleh diterjemahkan secara literal kerana akan memberikan maksud yang salah. Sebagai contoh: i. {The kettle is boiling} (Cerek sedang mengelegak) {Air sedang mengelegak} 88

ii. {He has a good head} (Dia mempunyai kepala baik) {Dia sangat pandai} iii. { 西島を読む } (Saya membaca En. Nishishima) {Saya membaca (novel) En. Nishijima} Secara logiknya cerek tidak boleh mengelegak tetapi air di dalam cerek yang mengelegak. Oleh kerana perhubungan kolokasi istimewa di antara cerek dengan air, cerek telah digunakan sebagai maksud figuratif untuk melambangkan air. Begitu juga sama seperti contoh (ii) di mana head digunakan sebagai maksud figuratif melambangkan otak. Sama seperti contoh (iii) di mana 西島 sebagai maksud figuratif melambangkan hasil tulisannya. b. Synecdoche Synecdoche adalah bahasa figuratif yang maksudnya berdasarkan kepada perhubungan bahagian-keseluruhan (part-whole) atau kelasbahagiannya. Contoh, i. [Give us this day our daily bread] [Berikanlah pada hari ini roti harian kami ] {Berilah kami rezeki hari ini} ii. [ 桜花 ] [bunga sakura] {bunga sakura} Iii [ 苦い笑い } [ketawa pahit] ketawa sinis} Roti digunakan sebagai maksud figuratif synecdoche yang merupakan sebahagian daripada kelas makanan. Bagi contoh (ii) dan (iii) juga sama di mana sakura adalah bahagian daripada kelas bunga dan nigai juga merupakan sehahagian daripada jenis ketawa. c. Kiasan Kiasan adalah bahasa figuratif yang maksudnya menggunakan bahasa istimewa terhadap frasa-frasa atau ayat-ayat yang tidak berkaitan 89

langsung tetapi sebaliknya frasa dan ayat itulah sebenarnya makna yang hendak disampaikan. Kiasan sukar difahami maknanya jika dilihat secara literal. Oleh kerana itu, seseorang pembaca atau pendengar perlu menggunakan imajinasinya untuk memahami maksud kiasan. Biasanya kiasan.digunakan dan diucapkan sekurang-kurangnya dengan dua perkataan yang berfungsi sebagai satu unit. Contoh: i. [He has a hard heart] [keras hati] {Dia tidak pedulikan keperluan orang} ii. [ 骨を折って ] [saya mematahkan tulang] {berusaha / membanting tulang} Jika diterjemahkan secara literal hard heart adalah keras hati. Namun maksud figuratif hard heart bukan keras hati tetapi tidak mempedulikan sesuatu. Keras hati dalam bahasa Melayu imejnya positif seperti mempunyai sikap cekal, bersungguh-sungguh, tidak mudah menyerah kalah dan degil untuk mendapatkan sesuatu. Begitu juga dengan 骨を折って maksud figuratifnya adalah seolah-olah menggunakan tulang empat kerat untuk membuat sesuatu dan bukan mematahkan tulang sendiri.. d. Euphimisme Euphimisme adalah bahasa figuratif yang maksudnya telah menjalani satu proses penukaran perkataan atau pengucapan kepada perkataan atau pengucapan yang mempunyai maksud figuratif dalam bahasa sasaran. Penukaran tersebut adalah bertujuan untuk mengelakkan daripada menyinggung perasaan pendengar atau sesuatu yang dilarang oleh peraturan sosial masayrakat bahasa sasaran. Biasanya perkataan atau pengucapan ini berkaitan dengan perkara-perkara kematian, jantina dan alam ghaib. Contoh: i. [pass away] [die/mati] {meninggal dunia} ii. [ なくなる ] [mati] (meninggal dunia} iii.[ あの世 ] [kubur/mati] {alam barzah} Di dalam contoh (i) pass away adalah maksud figuratif bagi die dalam bahasa Inggeris dan なくなる adalah maksud figuratif bagi 死ぬ 90

dan あの世 adalah maksud figuratif bagi next world dalam bahasa Jepun. Biasanya euphimisme bahasa sumber harus diterjemahkan dengan euphimisme bahasa sasaran seperti meninggal dunia dan alam barzah. Penting bagi seseorang penterjemah mengenal unsur-unsur euphimisme bahasa sumber dan menterjemah dengan perkataan yang sesuai secara euphimisme atau tidak euphimisme di dalam bahasa sasaran. e. Hiperbola Hiperbola adalah bahasa figuratif yang maksudnya ditambahtambahkan efeknya dengan sengaja oleh penulis terhadap sesuatu ayat atau pengucapan bertujuan untuk menimbulkan kesan maksud figuratif secara melampau. Contoh: i. [They turned the world upside down] [Mereka telah menterbalikkan dunia] {Mereka telah memporak perandakan dunia} ii. [ 汗が滝のような流れる ] [peluh menyimbah-yimbah bagai air terjun] (berpeluh dengan banyaknya) Bagi contoh (i) perbuatan menterbalikkan dunia adalah sesuatu yang tidak mungkin dilakukan oleh sesiapa namun untuk menunjukkan sesuatu perbuatan itu berskala besar dan luarbiasa maka world digunakan sebagai perlambangan maksud figuratif menunjukkan sesuatu yang besar dan luar biasa. Begitu juga dengan contoh (ii) dalam 汗が滝のような流れる untuk menunjukkan keadaan seseorang yang berpeluh luarbiasa banyaknya dan perlambangan air terjun digunakan sebagai maksud figuratif. f. Simili Simili adalah bahasa figuratif yang maksudnya menunjukkan perbandingan dengan jelas. Simili adalah bentuk gramatis yang mewakili dua bahagian sesuatu ayat itu di mana satu bahagian mengandungi topik dan satu bahagian lagi mengandungi komen terhadap topik. Biasanya simili ini diiringi oleh perkataan-perkataan seperti あたかも (seolah-olah), 91

まるで (seakan-akan), ごとし (seperti), よう (macam) みたい (bagai) dalam bahasa Jepun. Perkataan like dalam bahasa Inggeris dan macam, seperti, bagai dll biasa dalam bahasa Melayu. i. [He is like an ox] {Dia adalah seperti lembu} ii. [ りんごのようなほほ ] {pipi macam/seperti epal} iii.[ 薄氷を踏む如し ] {seperti meniti air batu nipis} Dalam contoh-contoh di atas dapat dilihat bahawa perkataanperkataan seperti [like], [ よう 如し ] dan [macam, seperti] adalah kata perbandingan yang digunakan untuk membandingkan sesuatu benda atau orang Pembandingan seperti [ox], [ りんご ] dan [ 薄氷 ] adalah maksud figuratif yang digunakan untuk melambangkan keadaan sesuatu benda atau orang itu. g. Metafora Metafora adalah bahasa figuratif yang sama maksudnya seperti simili di mana terbentuk secara gramatis yang mengandungi dua bahagian iaitu bahagian topik dan bahagian komen terhadap topik tersebut. Cuma metafora adalah bahasa figutatif yang tidak menggunakan kata perbandingan seperti like, よう 如し まるで dan macam, seperti, bagai. Memahami metafora juga terletak kepada imajinasi dan ketajaman fikiran seseorang itu untuk memahmi maknanya secara tepat. Contoh: i.[he s an ox] {Dia adalah lembu} ii. [ ある生命の扉を開ける鍵 ] {Kunci hati yang membuka kehidupan} Sebenarnya contoh (i) dan (ii) akan menjadi simili jika kata perbandingan diletak dalam ayat tersebut seperti contoh, [He is like an ox] dan [ まるである生命の扉を開ける鍵 ] di mana like menjadi agen pembandingan terhadap topik He dan komen terhadap topik iaitu ox dan まるで terhadap topik 鍵 dan komen terhadap topik ある生命の扉を開ける. Ox dan ある生命の扉を開ける adalah maksud figuratif dalam metafora di atas. 92

h. Personifikasi Personifikasi dan onomatopoeia tidak termasuk dalam pengkelasan bahasa figuratif oleh Mildred L.Larson tetapi dalam mengakaji hasil sastera seperti novel bahasa Jepun dua jenis bahasa figuratif ini tidak boleh ditinggalkan. Ini adalah kerana kedua-dua bahasa figuratif itu kerap sekali penggunaannya dalam hasil-hasil sastera bahasa Jepun. Pengkelasan personifikasi dan onomatopoeia ini telah dirujuk kepada Hiyu Hyoogen Jiten (Figurative Expressional Dictionary) oleh Akira Nakamura. Personifikasi adalah bahasa figuratif yang maksudnya diambil daripada pemberian nyawa kepada sesuatu benda yang tidak bernyawa atau dengan perkataan lain memberikan sifat-sifat manusia kepada bendabenda lain. Contoh: i. [Pohon kelapa melambai-lambai.] ii. [ 花笑い鳥歌う ] {bunga-bunga ketawa dan burung menyanyi} iii. [ 町は寒い風の吹くに任せて ] {Bandar itu telah mengamanahkan kepada tiupan angin sejuk} Perbuatan melambai-lambai, 笑い, 歌う dan 任せて adalah perbuatan manusia tetapi dalam contoh-contoh di atas didapati perbuatan tersebut diberikan kepada benda-benda seperti pohon kelapa dan 花 町 dan haiwan 鳥. Ia digunakan sebagai maksud figuratif untuk memberi impak yang menarik kepada sesutau penulisan. Sebenarnya jika difahami secara literal pergerakan melambai-lambai membawa makna bergoyanggoyang di tiup angin, 花笑い bunga-bunga berkembang dan 鳥歌う burung-burung berbunyi atau bersiul ceria dan 町は寒い風の吹くに任せて ditiupi oleh angin sejuk. i. Onomatopoeia Onomatopoeia adalah bahasa figuratif yang maksudnya didapati daripada bunyi-bunyi dan gaya-gaya sesuatu benda, perkara, haiwan dan 93

juga manusia. Maksud onomatopoeia tidak dapat difahami pada perkataanperkataan yang digunakan untuk mengejanya tetapi maksudnya terdapat kepada bunyi dan gaya yang dieja oleh perkataan itu. Onomatopoeia tidak ada dalam golongan kata bahasa Melayu. Oleh yang demikian untuk menterjemahkan bahasa figuratif bahasa Jepun ke bahasa Melayu adalah satu proses yang amat sukar sekali. Seseorang penterjemah itu perlu mahir dan tahu selok belok penggunaan onomatopoeia dalam bahasa Jepun untuk menterjemahkannya kepada bahasa sasaran (bahasa Melayu). ぎおんご Onomatopoeia yang menunjukkan bunyi dipanggil sebagai [ 擬音語 ] dan [ ぎたいご擬態語 ] pula menunjukkan gaya. Contoh: i. [ がちゃんと ] {bunyi sesuatu terhempas} [ 擬音語 ] ii [ ぐしょぐしょ ] {bunyi basah} [ 擬音語 ] iii.. [ じっと ] {gaya memerhati dengan serius}[ 擬態語 ] iv. [ ぶらぶら ] (gaya berjalan dengan pelahan) [ 擬態語 ] Contoh (i) adalah bunyi sesuatu benda yang terhempas seperti kaca, cermin, pasu bunga, gelas dan sebagainya. Contoh (ii) adalah bunyi sesuatu yang basah seperti berjalan dengan memakai seluar basah atau kain basah. Contoh (iii) adalah gaya seseorang yang memerhatikan sesuatu dengan penuh konsentrasi tanpa bergerak dan contoh (iv) adalah gaya berjalan seseorang yang pelahan dan dengan senang hati tanpa tujuan. Di bahagian analisis semua bahasa figuratif yang disenaraikan di atas dianalisis terjemahannya mengikut strategi-strategi terjemahan Mildred L.Larson. ANALISIS Interpretasi yang salah mengakibatkan terjemahan yang salah juga. Oleh kerana itu seseorang penterjemah mesti mengenal pasti terlebih dahulu serta mengetahui dan memahami bahawa sesuatu perkataan, frasa dan ayat itu mengandungi unsur-unsur bahasa figuratif atau pun tidak. Ini adalah penting kerana sebelum proses interpretasi dapat dilakukan topik, imej dan titik persamaan kedua-dua kenyataan perlu diteliti dengan terperinci. Proses terjemahan bermula setelah interpretasi kepada keduadua kenyataan itu dijalankan. Penterjemahan dapat dijalankan dengan pelbagai strategi mengikut kehendak teks dan fungsi. 94

Strategi yang dibincangkan ini adalah cara-cara yang dicadangkan oleh Midred L. Larson dalam bukunya bertajuk Meaning Based Translation: A Guide To Cross Language Equivalence. Dalam bukunya Larson telah membincangkan cara menterjemah metafora dan simili dengan menggunakan strategi-strategi menterjemah seperti di bawah ini. a. Mengekalkan imej atau unsur-unsur bahasa figuratif bahasa sumber. b. Menukarkan bahasa figuratif bahasa sumber kepada bentuk simili. c. Menukarkan bahasa figuratif bahasa sumber kepada bahasa figuratif bahasa sasaran yang mempunyai makna yang serupa. d. Mengekalkan bahasa figuratif bahasa sumber dengan memberikan penjelasan maknanya. e. Menterjemah tanpa mengekalkan imej dan unsurunsur bahasa figuratif bahasa sumber f. Tidak diterjemahkan atau melakukan proses pelesapan. Strategi terjemahan Larson ini diaplikasikan bagi menterjemah bahasa figuratif bahasa Jepun yang terdapat dalam bab pertama novel Kokoro kepada bahasa Melayu dalam novel terjemahan Kalbu. Berikut adalah contoh-contoh bahasa figuratif bahasa Jepun yang diterjemah mengikut strategi terjemahan Larson. 1. Mengekalkan imej atau unsur-unsur bahasa figuratif bahasa sumber. Strategi ini digunakan apabila terdapat persamaan imej atau unsurunsur dalam bahasa sasaran dan bahasa sumber. Keadaan ini terjadi kerana adanya pertindihan budaya di antara budaya bahasa sumber dengan budaya bahasa sasaran. Pertindihan kedua-dua budaya ini memberikan suatu makna yang sama melalui pengalaman-pengalaman sejagat. Cth 1. [ 二人の間にある命の扉を開ける鍵にならなかった ] [Kokoro, ms.41] 95

[ aku sedar aku tidak akan menemui kunci hati sensei di dalamnya] [Kalbu, ms.45] Cth 2. [ 新婚の夫婦のようだね ] [ seperti pengantin baru] [Kokoro, ms.34] [Kalbu, ms.35] Penggunaan perkataan kunci dan 鍵 dalam kedua-dua budaya melambangkan alat yang boleh membuka sesuatu dan perhubungan istimewa di antara kunci-hati dan 鍵 - 命 memang banyak digunakan secara figuratif dalam banyak bahasa dalam dunia ini. Imej kedua-dua perkataan kunci dan 鍵 adalah sama di dalam kedua-dua bahasa iaitu sesuatu perlakuan atau percakapan yang dapat mengambil hati seseorang. Begitu juga dengan contoh 2 di mana frasa pengantin baru dan 新婚の夫婦 di mana perkataan baru dan 新 ( 婚 ) mempunyai pertalian istimewa yang membawa maksud di dalam situasi kemesraan dan keintiman. Oleh yang demikian dalam proses penterjemahan kedua-dua contoh di atas boleh diterjemahkan dengan mengekalkan imej dan unsurunsur bahasa figuratif bahasa sumber kerana imej yang digunakan boleh difahami dan diterima oleh pembaca bahasa sasaran. 2. Menukarkan bahasa figuratif bahasa sumber kepada bentuk simili Sesuatu bahasa figuratif yang digunakan dalam bahasa sumber kadang-kadang begitu sukar untuk diterjemahkan kalau tidak diberikan perbandingan yang jelas. Oleh kerana itu dalam keadaan tertentu strategi terjemahan dengan menukarkan bahasa figuratif bahasa sumber kepada bentuk simili dalam bahasa sasaran sangat berkesan. Ini adalah kerana dengan penambahan perkataan seperti bagai, macam, seperti, seolah-olah dan lain-lain akan mudah difahami oleh pembaca bahasa sasaran. Simili mudah difahami kerana topik, imej dan titik persamaan dapat dilihat dengan jelas seperti contoh-contoh di bawah ini. Cth 3. [ わたしは籠を抜け出した小鳥の心を持って ] [Kokoro, ms.66] [Aku seperti seekor burung yang baru terlepas dari sangkar] [Kalbu, ms.78] 96

Cth 4. [ 過去は 魂の吹き込まれていない人形 ] [Kokoro, ms.80] [.ia adalah seperti patung yang tidak bernyawa] [Kalbu, ms.94] Di dalam contoh (3), frasa bahasa sumber adalah daripada bahasa figuratif jenis metafora kerana ada menggunakan perbandingan secara jelas. わたし adalah topik dan 小鳥 adalah imej dan titik persamaan adalah 籠を抜け出した. Manakala terjemahan bahasa sasarannya pula ada ditambah dengan perkataan seperti dan ini telah menjadikannya bahasa figuratif daripada jenis simili. Proses penukaran ini jelas menunjukkan perbandingan dilakukan di mana ketiga-tiga komponen terdapat di dalam terjemahan bahasa sasaran iaitu topik saya, imej burung, titik persamaan baru terlepas dari sangkar. Sama juga dengan contoh (4), topik adalah 過去 dan ia, imej adalah 人形 dan patung dan titik persamaan adalah 魂の吹き込まれていない dan yang tidak bernyawa. Tujuan menukarkan bahasa figuratif jenis metafora bahasa sumber kepada bahasa figuratif jenis simili bahasa sasaran supaya ianya lebih jelas dan mudah difahami. Ini adalah kerana maksud metafora bahasa sumber biasanya sukar difahami oleh pembaca bahasa sasaran sekiranya tidak diterjemahkan ke dalam bentuk simili dalam bahasa sasaran. 3. Menukarkan bahasa figuratif bahasa sumber kepada bahasa figuratif bahasa sasaran yang mempunyai makna yang sama Di dalam mana-mana bahasa sekali pun terdapat pengucapanpengucapan yang menggunakan imej yang berlainan tetapi mempunyai makna yang serupa. Perkara ini boleh berlaku kerana penggunaan imej dalam bahasa figuratif biasanya bergantung kepada budaya dan sosial sesebuah masyarakat itu. Budaya yang berbeza menggunakan imej yang berbeza untuk membandingkan sesuatu perkara yang sama. Pengucapanpengucapan stereotaip seperti ini menjadi mudah difahami sekiranya ditukarkan kepada pengucapan yang sama maknanya di dalam budaya bahasa sasaran kerana walaupun penggunaan imejnya berbeza tetapi makna asalnya tidak hilang dan tidak terkurang. Cth 5. [ 貰い子 ] [anak angkat] [Kokoro, ms.25] [Kalbu, ms.24] 97

Cth 6. [ 先生と人間らしい暖かい付き合い ] [kokoro, ms.21] [ menjalinkan tali persahabatan yang begitu erat dengan sensei] [Kalbu, ms.19] Dalam contoh (5), bahasa figuratif bahasa sumber 貰い子 datang daripada dua perkataan iaitu 貰い ertinya menerima dan 子 ertinya budak atau anak. Tetapi bagi bahasa figuratif bahasa sasaran angkat lebih bererti perbuatan mengambil daripada menerima namun makna bagi kedua-dua bahasa figuratif ini adalah sama iaitu membela anak yang bukan darah daging sendiri sebagai anak sendiri. Contoh (6), bagi masyarakat Jepun sesuatu perhubungan yang dianggap mesra dan baik selalunya menggunakan kata adjektif 暖かい yang bermakna panas yang selesa tetapi bagi bahasa figuratif 暖かい付き合い lebih bermaksud persahabatan yang erat. Walaupun 暖かい dan erat secara literalnya mempunyai makna yang berbeza tetapi makna figuratifnya adalah sepadan. Oleh yang demikian proses penukaran bahasa figuratif bahasa sumber kepada bahasa figuratif bahasa sasaran yang mempunyai makna yang sama boleh dijadikan salah satu strategi penterjemahan. 4. Mengekalkan bahasa figuratif bahasa sumber dengan memberikan penjelasan makna Di dalam melakukan proses penterjemahan kadang-kadang padanan sesuatu bahasa figuratif bahasa sumber sukar didapati di dalam bahasa sasaran. Untuk tidak menghilangkan makna dan kesan yang sepatutnya disampaikan ke dalam bahasa sasaran bahasa figuratif bahasa sumber itu perlu dikekalkan. Strategi terjemahan ini berbeza dengan strategi terjemahan nombor satu (Mengekalkan imej atau unsur-unsur bahasa figuratif bahasa sumber) kerana cara ini ditambah dengan penjelasan makna. Penambahan ini perlu kerana tiada unsur-unsur pertindihan budaya atau pengalaman sejagat yang dapat membantu menjelaskan makna sebenar. Penjelasan makna ini dilakukan kerana untuk memberikan maklumat kepada pembaca biasa yang mungkin menghadapi masalah terhadap pemindahan langsung yang dilakukan kepada bahasa sumber tersebut. 98

Cth 7 [ 晴れた空が身に染み込む.] [kokoro, ms. 37] [.cuaca cerah dan langit biru menawan sehingga membuatku berasa amat bahagia] [Kalbu, ms.11] Cth 8 [ 主人の帰りを待ち受ける客のよ..] [Kokoro, ms.42] [ seperti seseorang yang berkunjung buat kali pertama, menunggu tuan rumah pulang] [Kalbu, ms.37] Tujuan memberikan penjelasan di dalam strategi terjemahan ini adalah supaya tidak menghilangkan kesan bahasa figuratif bahasa sumber. Ini dapat dilihat dalam contoh (7) di mana 晴れた空 yang bererti langit cerah jika diterjemahkan secara literal akan menimbulkan kekaburan. Penggunaan perkataan cerah mungkin tiada memberi sebarang kesan kepada pembaca sasaran kerana langit cerah di dalam perseptif bahasa Melayu bererti cuaca panas yang membawa imej yang negatif manakala 晴れた空 di dalam bahasa Jepun imejnya positif. Oleh sebab itu 晴れた空 - langit cerah perlu diberikan penjelasan makna sebenarnya mengikut cuaca masyarakat bahasa sumber. Bagi orang Jepun 晴れた空 adalah cuaca cerah dengan langit yang biru menawan tentu sekali berbeza dengan cuaca cerah di dalam perspektif masyarakat Melayu. Cahaya matahari ketika 晴れた空 sangat diharapkan kerana frasa seperti contoh (7) di atas merujuk kepada suasana cuaca musim bunga yang dingin dan tentu sekali kepanasan yang selesa akan membuatkan seseorang itu berasa amat bahagia tetapi tidak kepada cuaca cerah tanpa sebarang penjelasan dalam bahasa sasaran. Di sini penjelasan makna sebenar bagi bahasa figuratif bahasa sumber 晴れた空 adalah cuaca cerah dan langit biru menawan dalam bahasa sasaran adalah sangat tepat sekali. Pejelasan makna yang sebenar di dalam contoh (8), adalah kepada perkataan bahasa figuratif 客 yang bererti seseorang yang berkunjung ke rumah orang lain. Tetapi tetamu yang menunggu kepulangan tuan rumah adalah berbeza dengan tetamu yang berkunjung buat kali pertama, menunggu kepulangan tuan rumah. Di sini penjelasan makna bagi 客 diperlukan kerana frasa di atas digunakan sebagai perbandingan perasaan pemuda itu di antara hari sebelumnya dengan hari ini. Pemuda (watak utama novel) itu sering berkunjung ke rumah sensei dan hari sebelumnya, dia tidak merasa seperti tetamu yang berkunjung buat kali pertama apabila hadir ke rumah sensei. Tetapi hari ini dia merasa seperti tetamu yang berkunjung buat kali pertama apabila hadir ke rumah sensei. Penjelasan 99

makna 客 diperlukan untuk memperjelaskan kepada pembaca tentang kesan perasaan pemuda itu dalam dua situasi yang berbeza. Strategi ini dilakukan hanya apabila diteliti bahawa makna bahasa figuratif bahasa sumber sukar untuk diterjemah dan terdapat kebimbangan kesilapan tanggapan oleh pembaca bahasa sasaran tentang perbezaanperbezaan budaya atau keadaan cuaca di antara negara bahasa sumber dengan negara bahasa sasaran berlaku. 5, Menterjemah tanpa menggekalkan imej atau unsur-unsur bahasa figuratif bahasa sumber Kebanyakan terjemahan dalam bab 1 novel KALBU menggunakan strategi ini untuk memberikan pemahaman yang maksimum berhubung dengan makna kepada pembaca bahasa sasaran. Menterjemah mengikut struktur bahasa biasa (bukan bahasa figuratif) bahasa sasaran dijalankan dengan tidak menggunakan unsur-unsur atau imej yang terdapat dalam bahasa figuratif bahasa sumber. Ia dilakukan dengan menggunakan ayat-ayat atau frasa-frasa serta perkataan-perkataan yang mudah difahami oleh pembaca biasa bahasa sasaran. Mungkin ianya nampak mudah tetapi sebenarnya sebelum terjemahan menggunakan strategi ini dapat dijalankan seseorang penterjemah perlu meneliti dengan terperinci kesemua makna yang terdapat dalam bahasa figuratif bahasa sumber. Ini dapat mengelak sebarang kekeliruan serta kesilapan pemahaman kerana intisari sesuatu imej atau unsur-unsur bahasa figuratif bersifat pelbagai. Cth 9. [. 心を温かにした ] [ melegakan hati] (menghangatkan hatiku) [Kokoro, ms.28] [Kalbu, ms.28] Cth 10. [. 共に波に浮いて ] (terapung bersama dipukul gelombang) [Kokoro, ms.52] [ tidak berdaya untuk berbuat apa-apa ] [Kalbu, ms.58] Di dalam contoh (9), 心を温かにした bermaksud memanaskan atau menghangatkan hatiku yang membawa makna yang salah di dalam bahasa Melayu sekiranya digunakan secara literal kerana menghangatkan hatkui membawa makna sakit hati atau menjadi marah. Di dalam masyarakat bahasa sumber 暖か ( い ) merujuk kepada panas yang selesa yang membawa imej positif manakala untuk merujuk kepada imej yang 100

negatif perkataan 暑 ( い ) digunakan. Oleh kerana itu konsep panas pada cuaca umumnya dalam bahasa sasaran merujuk kepada imej negatif. Jadi bahasa figuratif bahasa sumber 心を温かにした adalah lebih baik diterjemah tanpa mengekalkan imej atau unsur-unsur figuratif kepada melegakan hatiku yang membawa imej positif selaras dengan imej yang hendak disampaikan oleh bahasa sumber. Contoh (10), 共に波に浮いて bermaksud secara literal adalah terapung bersama dipukul gelombang. Makna bahasa figuratif ini diterjemahkan berbagai-bagai, contohnya, peristiwa kapal karam dan terapung bersama dipukul gelombang atau ketika bersuka-suka berenang di laut terapung bersama dipukul gelombang atau menaiki kapal yang terapung dipukul gelombang dan sebagainya. Jadi untuk memastikan mendapat maklumat yang tepat, imej atau unsur-unsur bahasa figuratif bahasa sumber tidak perlulah diterjemahkan. Cuma intisari maknanya sahaja perlu diambil dengan menggunakan bahasa biasa yang mudah difahami sebagai tidak berdaya untuk berbuat apa-apa. Strategi terjemahan bahasa figuratif ini paling berkesan untuk mempersembahkan suatu terjemhan bahan bacaan kepada semua golongan pembaca samada pembaca pakar mahu pun pembaca biasa. 6. Tidak diterjemahkan atau pelesapan Terdapat juga keadaan di mana bahasa figuratif dalam bahasa sumber itu bersifat membazir atau lemah dalam memberikan makna kepada sesuatu ayat, frasa atau pun perkataan. Seseorang penterjemah haruslah mengenal pasti ayat, frasa atau perkataan yang dikatakan membazir dan lemah itu samada ianya penting atau pun tidak mengikut kehendak teks bahasa sasaran. Kadang-kadang terdapat beberapa ulangan atau perbandingan yang tidak perlu dilakukan dalam terjemahan bahasa sasaran perlulah dibuang supaya terjemahan itu lebih bersahaja dan sejadi dengan mengekalkan isi-isi atau maklumat yang hendak disampaikan oleh teks bahasa sumber. Cth 11. [ わたしは籠を抜け出した小鳥の心を持って 自由に羽ばたきをした ] [Kokoro, ms. 66] [Aku menikmati kebebasanku seperti seekor burung yang baru terlepas dari sangkarnya] [Kalbu, ms.76] 101

Cth 12: [ それでも私は馬車の馬のように正面ばかり見て. 論文に鞭打たれた ] [Kokoro, ms.66] [Tetapi aku tidak memikirkan yang lain selain tesisku] [Kalbu, ms.77] Contoh (11) telah menunjukkan proses pelesapan dilakukan pada unsur figuratif dalam bahasa sumber semasa terjemahan dijalankan. Boleh dikatakan frasa 自由に羽ばたきをした adalah satu pengulangan yang membazir dalam konteks makna dalam bahasa sasaran. Kalau diterjemah maknanya iaitu melebarkan sayap dengan bebas adalah sama ertinya dengan 籠を抜け出した yang kedua-duanya menggambarkan kebebasan. Makna yang lebih penting untuk dikekalkan di sini adalah perasaan dapat bebas ( 抜け出した ) dari sangkar 籠 bukannya menerangkan cara bagaimana seekor burung itu terbang. Pengulangan seperti ini tidak diperlukan dan dilesapkan untuk melahirkan terjemahan yang menyeluruh dan sejadi kerana maklumat yang hendak disampaikan itu sudah dinyatakan. Begitu juga dengan contoh (12) perbandingan 馬車の馬のように yang bererti tumpuan yang diberikan hanya sehala sahaja seperti kuda yang menarik kereta kuda. Oleh kerana di dalam bahasa sasaran imej yang menggunakan binatang jenis kuda ini jarang atau tiada didapati, maka perbandingan tersebut dianggap tidak penting kerana akan menyebabkan kekeliruan atau kesamaran di pihak pembaca bahasa sasaran. Oleh sebab itu perbandingan 馬車の馬のように dilesapkan dan menumpukan kepada perkataan 鞭打たれた yang bererti memaksa atau membuatkan seseorang melakukan sesuatu dengan penuh tumpuan kerana kepentingannya atau kesuntukan waktu.lalu [ aku tidak memikirkan yang lain ] adalah lebih bersahaja dan sejadi untuk terjemahan ke dalam bahasa sasaran. Strategi terjemahan bahasa figuratif tidak terjemahkan atau melakukan proses pelesapan juga banyak dilakukan terhadap terjemahan bahasa figuratif jenis onomatopoeia samada [ 擬音語 ] atau [ 擬態語 ]. Memang sedia maklum bahawa konsep bunyi dan gaya dalam onomatopoeia bahsa Jepun tidak ada dalam bahasa Melayu dan proses terjemahannya amat sukar sekali. Oleh yang demikian bagi menterjemah onomatopoeia bahasa Jepun ini samada diterjemahkan tanpa mengekalkan unsur figuratif atau pun strategi pelesapan digunakan supaya dapat menyampaikan maknanya melalui ayat yang sehampir maknanya. 102

KESIMPULAN Terjemahan bahasa figuratif yang dijalankan di dalam bab 1 novel terjemahan KALBU yang mengikut 6 strategi terjemahan Larson bergantung kepada keadaan dan keperluan bahasa figuratif bahasa Jepun. Terdapat sebanyak 285 bahasa figuratif pelbagai jenis dalam novel KOKORO di analisis dan keputusannya terdapat sebanyak 62% (176) terjemahan tersebut menggunakan strategi menterjemah tanpa mengekalkan imej atau unsur-unsur figuratif bahasa Jepun. Strategi ini banyak dilakukan kerana dapat memberikan pemahaman yang maksimum berhubung dengan maksud bahasa figuratif bahasa Jepun kepada pembaca bahasa Melayu. Ketaksaan budaya dan sosial antara masyarakat Jepun dan Melayu menyebabkan bahasa figuratif yang digunakan dalam sesuatu masyarakat menjadi sukar difahami oleh masyarakat lain. Oleh yang demikian strategi menterjemah tanpa mengekalkan imej atau unsur-unsur figuratif bahasa Jepun (bahasa sumber) didapati berkesan di dalam memberikan gambaran dan maksud yang sebenar di dalam proses pemahaman bahasa Melayu (bahasa sasaran) 103

RUJUKAN Asmah Hj. Omar (1992). Kajian dan Perkembangan Bahasa Melayu. DBP, Kuala Lumpur. Awang Sariyan (1996). Warna dan Suasana: Perancangan Bahasa Melayu di Malaysia. DBP, Kuala Lumpur. Catford, J.C. (1996). Teori Lingusitik bagi Penterjemah. DBP, Kuala Lumpur. Larson, M.L. (1984). ameaning Based Translation: AGuide to Cross- Language Equivalence. University Press of America. Lanham. Larson, M.L. (1990). Translation Secondary Functions of Grammatical Structure. Faculty of Translation and Interpretation, Rijkshogeschool Maastrict. Morita, Kazuyuki. (1991). Case Study of Japanese Vocabulary. Ofunsha. Tokyo. Nakamura, Aikra (1980). Hiyu Expressional Dictionary. Kadogawa Shoten, Tokyo. Newmark, P. (1994). Pendekatan Penterjemahan. DBP, Kuala Lumpur. Nida, E & Taber, C.R. (1969). The Theory and Practice of Translation E.J. Brill, Leiden. Nik Safiah Karim (1990). Beberapa Persoalan Sosiolinguistik Bahasa Melayu. DBP, Kuala Lumpur. 104