Walaubagaimanapun, ada beberapa kenyataan yang mengatakan bahawa perbezaan-perbezaan di antara dua bahasa bukan sebab utama hingga berlakunya kesilapa

Similar documents
2.2 Analisis Perbezaan (Contrastive Analysis (CA)) Pada tahun 1950-an, Lado (1957) dan Fries (1945) menyatakan bahawa peranan bahasa ibunda merupakan

PENSYARAH

ABSTRAK Analisis Fungsi dan Makna Verba Utsu dan Tataku dalam kalimat Bahasa Jepang Skripsi ini membahas tentang fungsi dan makna verba Utsu dan Tatak

Slide 1

metode deskriptif analisis dilakukan dengan cara mendeskripsikan fakta- fakta yang kemudian dianalisis. Berdasarkan penelitian kepustakaan yang telah

S_C0551 _ _Abstract

Microsoft Word

様式第一(第一条関係)

ABSTRAK

Satuan Acara Perkuliahan

第4課

S_C0551_060807_Abstract

1. Nama Mata Kuliah : Bunpo 1 2. Kode Mata Kuliah : JEP. 3. Bobot Mata Kuliah : 2 SKS I. Identitas Mata Kuliah 4. Jenis Mata Kuliah : Mata Kuliah Bida

Microsoft Word - PERMOHONAN PERMIT MENGAJAR.doc

日本語の文における 変, おかしい, 変わる の類義語の分析 1. 序論 言語は地球上に住むすべての人が使用するコミュニケーションツー ルであり 様々な特性を持っている 言語の特徴の一つは 言語は普遍的 である 例として 言語には全ての単語において 類語あるいは類義語が ある Badudu(1987

-2-6. Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 18 Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Energi dan Sumber Daya Minera

Microsoft Word - Part 2

Microsoft Word - PRELIMINIRIES.doc

JAPANEDU, Vol. 1, No. 1, April 2016 CORELATION BETWEEN READING SELECTIVE STRATEGIES WITH READING COMPREHENSION TEXT JAPANESE SKILL (Descriptive Method

JAPANEDU, Vol. 1, No. 1, Juni 2016 AN ANALYSIS ON FOCUSING KATAKANA ENGLISH LOANWOARDS WRITING ERRORS OF JAPANESE STUDENT IN INDONESIA UNIVERSITY OF E

Lesson 1 ぶんぽう・ごい

penelitian dengan cara menggumpulkan, meneliti data dari buku-buku referensi serta data sumber lainnya seperti buku pelajaran, novel, kamus dan hasil

Analisis Tingkat Pemahaman Mahasiswa terhadap Penggunaan Jodoushi ~Souda dan ~Rashii sebagai Denbun No Hyougen ABSTRAK Kania Srirahayu Penelit

JAPANEDU, Vol. 1, No. 1, Juni 2016 A LEARNING MODEL WHICH USE POWER POINT TO DEVELOP JAPANESE BASIC GRAMMAR (Research On First Grade of Japanese Mayor

BAHASA JEPUN 1 BBJ2401

Nik Safiah.. Kato indeterminatemonumeral countermoadverbials quantifier-likeor focusparticles NPI Kato NPI NPI NPI NPI NPI NPI Kato NPI NPI NPI Kato N

は そこでの経験を本当に豊かにしてくれるでしょう 珍しい言語を学ぶ人や学術的な嗜好 がある人々にとっては インドネシア語は素晴らしい文学です 言語学的な理由インドネシア語はとても簡単です 学ぶことは貴重な経験で さらにインドネシア語の基本は数週間で学ぶことができます ここにその理由を述べます 時制が

ClassNK テクニカル インフォメーション No. TEC-0967 なお 本件に関してご不明な点は 以下の部署にお問い合わせください [ 政府指示に関するお問合せ ] 一般財団法人日本海事協会 (ClassNK) 本部管理センター国際室住所 : 東京都千代田区紀尾井町 4-7( 郵便番号 10

ClassNK テクニカル インフォメーション No. TEC 書類提出先 Marine Department of Malaysia or なお 本件に関してご不明な点は 以下の部署にお問い合

要旨 アクバル アヤダナ 2014 年 KANINDO に翻訳されたケイオンアニメ映画の敬称訳 ブラウィジャヤ大学日本語学科 指導教員 :(I) ナディヤ インダ シャルタンティ (II) デウィ プスピタサリ キーワード : 敬称 翻訳 翻訳の方法 翻訳の手法 翻訳の等価 翻訳は比較文化を中心に実


3. Penggunaan kata kerja tanpa subjek atau ganti nama diri Kata kerja bahasa Jepun biasanya digunakan tanpa subjek atau ganti nama diri terutama bila

スライド 1

JAPANEDU, Vol. 1, No. 1, April 2016 THE USE OF CHAINED STORY TECNIQUES WITH PICTURES AS THE MEDIA FOR JAPANESE SPEAKING SKILL EDUCATION Gati Intan Tam

MEMORIZING VOCABULARY LEARNING MODEL USING MATCHING GAME (Experimental Studies on Nihongo Kurabu s Students of SMAN 15 Bandung) ABSTRACT In the Japane

江戸時代 に凧ができるだけ所有し 和紙の価格は非常に高 価なので 飛行機族が使用した Parade layang-layang Jepang diadakan setiap tanggal 5 Mei. がつ 5 5 日本の凧の祭りは 5 月 にち日に毎年開催 まいとしかいさいさ

JAPANEDU, Vol. 1, No. 1, April 2016 MODEL LISTEN READ DISCUSS (LRD) IN DOKKAI LEARNING ELIZA FAUZIA SHIRATH,, Departemen Pendidikan Bahasa Jepang Faku

Strategi Terjemahan Bahasa Figuratif dalam Novel Bahasa Jepun ke Bahasa Melayu

<4D F736F F D B4B96F15F8B ED293AF88D38E968D DC58F49816A E646F6378>

3. Verba shikaru digunakan untuk menunjukkan perasaan marah kepada seseorang untuk memperingatkan kesalahan yang dilakukan. 親は子供が悪さをするのをる (

Gambar 5.Cake Green Tea And Cheese Roll Gambar 6.Cake Triple Choco Roll Gambar 7.Cake Jungle Wild Roll Gambar 8.Cake Watermelon Roll

JAPANEDU, Vol. 1, No. 1, April 2016 USES OF BOOK MEDIA CHOUKAI GA YOWAI ANATA E TO IMPROVE CHOUKAI SKILLS (Quasi Experimental Method for Third Grade S

Objek penelitian dalam skripsi ini adalah pos polisi di Indonesia (dalam hal ini penulis melakukan penelitian langsung pada beberapa pos polisi yang a

そちらの靴のほうが少しおがこうございます sepatu itu sedikit lebih keren,.,.. 4.k.kerja-U ほど ~ ない = tidak se~/tidak sampai~ k.benda 彼は私ほど走るのが速くない dia larinya tidak secepat


BULLETIN No. PT.KITO-SM PT. KITO INDONESIA Service & Maintenance Lifting Expectations

C. Sub Capaian Pembelajaran 1. Memahami dan menerapkan teknik membaca menurut teori model bottom up 2. Mampu memahami proses membaca dalam pembelajara

江 戸 時 代 に 凧 ができるだけ 所 有 し 和 紙 の 価 格 は 非 常 に 高 価 なので 飛 行 機 族 が 使 用 した Parade layang-layang Jepang diadakan setiap tanggal 5 Mei. がつ 5 5 日 本 の

JAPANEDU, Vol. 1, No. 1, April 2016 Expression Patterns Learning Materials Model That Found In Stereopony s Japan Song Lyrics (Study Of Basic-Intermed

Anjuran Bilingual Mengapa bagus jika menguasai dua Bahasa? Bilingual adalah orang yang menguasai dua bahasa. Dibandingkan dengan monolingual yang hany

JAPANEDU, Vol. 1, No. 1, Juni 2016 THE ANALYSIS OF THE PRONOUNCIATION ERRORS TSU IN JAPANESE BY THE NATIVE INDONESIAN SPEAKER Rahmawati Eka Pratiwi, A

8.1 TERJEMAHAN KAPSYEN KATA KERJA BJ KE SARI KATA BM Seksyen ini menjawab soalan kajian keempat dan kelima seperti berikut: Soalan kajian keempat adal

平成23年1月5日

がっこういちにち学校の一日 げつようび きんようび 月曜日 ~ 金曜日 どようび にちようび 土曜日 ~ 日曜日 *3a-1 日本の学校は月曜日から金曜日までで 土曜日 日曜日はお休みです Hari sekolah di Jepang adalah hari Senin sampai hari Ju

Didalam kelas きょうしつのなか <Barang-barang dalam kelas> こくばんこくばんけしチョークつくえいすまど ドアカレンダーちずしゃしんえごみばこ ほうき ホワイトボード かびんせんぷきエアコンコンピューター カーテンほんだなとけい 2

7.1 PENGUKURAN VARIASI KATA KERJA BJ DAN BM Seksyen ini akan menjawab soalan kajian pertama iaitu: 1. Apakah pola variasi kata kerja dalam kapsyen bah

THE USE OF HANGMAN GUESSING WORD IN IMPROVING THE MASTER OF JAPANESE VOCABULARY (THE EXPERIMENTAL STUDIES OF 10 th GRADE STUDENTS AT SMA PGRI 1 BANDUN

v THE EFFECTIVENESS OF COOPERATIVE LEARNING INSIDE OUTSIDE CIRCLE (IOC) APPLICATION IN IMPROVING JAPANESE VOCABULARY (Experimental research toward Sec

1-1 環境省へのアンケート内容

E. Uraian Materi Pert. Tujuan Perkuliahan Pokok Bahasan dan Sub-Pokok Bahasan Sumber 1 Mahasiswa memahami Silabus MK Jitsuyou Kaiwa I dan aturan perku

03IndonesianScript

Untitled

"Miyazaki City" into the Google search box. Some of images revealed the city landscape, that Miyazaki was a modern and quiet city. A moment later, I t

PEMBERITAUAN

序論 日本語には助詞という品詞があり 助詞は文中で語の働きを示す意味をもつため 助詞の使用が重要である 助詞は様々あり その一つには接続助詞がある Tomita Takayuki (1998:68) によると 接続助詞は文の節と節を接続する助詞で 主に用言に付く この研究は接続助詞としてテ形とシを解

Microsoft Word - cover.doc

Microsoft Word - 02 Silabus S Bunpo II

Microsoft Word - 01 Silabus S Bunpo I

インドネシア言語と文化 Bahasa dan Budaya: Jurnal Himpunan Pengkaji Indonesia Seluruh Jepang 第 20 号 (2014 年 ) 目次 テーマ論文 インドネシア語会話の授業について (Pikirkan Kembali Kelas Pe

PERLEMBAGAAN

しょうがっこう いちねん いちがっき 1 学期 4 月 5 月 6 月 7 月 しぎょうしき始業式 UPACARA AWAL SEMESTER BARU *3b-3 まず 1 学期 1 学期は4 月から7 月までです 始業式です 学期の始まりの式です 校長先生のお話を聞いたり 新しいクラスの担任の先

REPRESENTASI KASIH SAYANG DAN KESETIAAN DALAM FILEM HACHIKO MONOGATARI TAN SWEE CHING DISERTASI DISERAHKAN SEBAGAI MEMENUHI SEBAHAGIAN DARIPADA KEPERL

<96DA8E9F82902E786C7378>

Manga OTHELLO karya Satomi Ikezawa banyak menandakan adanya pola interaksi sosial yang terjadi di dalam komunitas cosplay. Hal yang paling menonjol da

インドネシアと米国の二国間貿易は増加を示した 2013 年にインドネシアと米国の二国間貿易は USD28 兆に到達するために前年比 4.89% の増加となりました 同じ年に インドネシアには 最大 USD9.7 兆の黒字を楽しんだ 特に非石油製品のため 米国へのインドネシアの輸出は 2013 年に

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS... iii PERNYATAAN PUBLIKASI SKRIPSI...iv KATA PENGANTAR... v DA

細田守作 時をかける少女 における 時 の分析 序論日本のことわざに 時は金なり という言葉がある 時 というものはお金と同様に貴重であるから 無駄に使わないでよく励まなければいけない ということである つまり 日本の社会における 時 は非常に価値があるものである 本論文は アニメ 時をかける少女

Sarjani, Penelitian tentang persyaratan dan Kekhususan Kalimat Pasif dalam Bahasa Jepang dan Perbandingannya dalam Bahasa Indonesia kata ganti orang k

2. RUMUSAN MASALAH 1. Jenis SK apa saja yang muncul dalam percakapan tingkatshokyuu dan chuukyuu? 2. Ungkapan apa saja yang digunakan pada SK dalam pe

newA5_cover_ind

< 契約条項 /Agreements/Perjanjian> 借主の都合で本契約を 1 年未満で解約した時は損害金として敷金のうちより 1 か月分は返還しない If the renter cancels the contract within less than a year depending o

民話によると 口の中の波の宝玉を使って 竜は水を自由に操ることができる 神龍はドラゴンボールというアニメの不死身な竜である 神龍は鹿の角 鋭い牙 緑の皮 赤い瞳 手足に四つの指 蛇のような長い身体 ( 尻尾の長さは身体の四分の三位 ) 長い髯 長い口先 みかづきの形している鼻 緑の鬣を持っている 竜

第 3 章語と語形 父は元経済企画庁長官でプロ野球パ リーグ会長などを歴任した という文があります 父 も は も 1 語ですが それでは 元経済企画庁長官 プロ野球パ リーグ会長 は 1 語でしょうか 何を語とするかは難しい問題です また ある学習者は二字漢語が多いのを知っていて 長い漢字のことば

ABSTRAK Wijayanti, Annetta Hisokuonbin Verba Yodan ~ra dalam Kyōgenki Seihen. Program Studi Sastra Jepang, Universitas Brawijaya. Pembimbing :

念校/インドネシア語教科書/解答集/01巻.indd

Microsoft Word - tsunami_Jepang-3.doc

ini pembahasan difokuskan pada tema, penokohan, dan alur. Dalam komik One Piece episode penyelamatan Ace ini menceritakan tentang kisah penyelamatan b

JAPANEDU, Vol. 1, No. 1, Juni 2016 THE USE OF DIALECT KANSAI ON EPISODE 651 OF DETECTIVE CONAN Aulia Raversa, Ahmad Dahidi 1, Noviyanti Aneros 2 Depar

脱退一時金請求書 日本から出国される外国人のみなさまへ Indonesia 脱退一時金は 次のすべての条件に該当するときに請求することができます 国民年金 厚生年金保険又は共済組合の被保険者資格を喪失し 日本に住所を有しなくなった日 から 2 年以内に請求する必要があります 1 日本国籍を有していな

ELSA LISTIAWATI ( )

DICTATION METHOD FOR IMPROVING THE WRITING AND READING ABILITY OF HIRAGANA (Class X Students of SMA Negeri 14 Bandung School Year 2013/2014) Dita Sart

つうやく通訳 PENERJEMAH かていほうもん こじんめんだん 家庭訪問 個人面談で にほんご はな 日本語がよく話せないとき つうやく き 通訳に来てもらえることがあります *4-2 まず通訳のことです 家庭訪問や個人面談 また そのほかの 子どもの教育のことについて 日本語があまりできなくて

FENOMENA HATSUNE MIKU DI JEPANG SEBAGAI POPULAR CULTURE SKRIPSI Diajukan Kepada Universitas Brawijaya untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan dalam Memp

PROPOSAL SKRIPSI

.-zi b. Tugas Asesor penil,aian adalah memedksa kebenaran bukti-bukti atas kegiatan Tridharma semester gasal tahun akademik tr, termasuk releva

Institusi Komputer Kyoto

2. Rumusan Masalah 1. Jenis SK apa saja yang muncul dalam percakapan tingkatshokyuu dan chuukyuu? 2. Ungkapan apa saja yang digunakan pada SK dalam pe


INVESTOR Investor from Japan, DSJ Holding Inc. meet Riau Governor and Vice Governor, Thursday (2/11). They expressed to interest in process EFB and OP

Perihal persekolahan di Jepun にほんがっこうせいかつ日本の学校生活について Melayu/ マレー語 ほごしゃがっこう保護者と学校とのコミュニケーションシート こどもなまえ Nama anak/ 子どもの名前 せいべつ Jantina/ 性別 せいねんがっぴ Tarik

Transcription:

BAB 1 1.0 Pengenalan Kajian mengenai kecekapan pelajar terhadap pembelajaran bahasa kedua sudah banyak dilakukan. Beberapa dapatan kajian daripada pembelajaran bahasa kedua mengatakan bahawa adanya perbezaan bahasa di antara dua bahasa, iaitu bahasa ibunda dan bahasa kedua menyebabkan kesukaran bagi pihak pelajar untuk memahami bahasa kedua tersebut (Fries 1945; Lado 1957). Menurut Lado (1957), faktor lain yang mungkin memberi kesan bagi proses pembelajaran bahasa kedua adalah adanya perbezaan dan persamaan di antara bahasa ibunda pelajar dan bahasa kedua tersebut. Manakala pelajar cenderung untuk menterjemahkan bentuk, makna bahasa dan budaya daripada bahasa ibunda mereka kepada bentuk, makna bahasa dan budaya daripada bahasa yang dipelajari. Beliau cuba membuktikan bahawa bahasa dan budaya ibunda daripada pelajar boleh mempengaruhi pembelajaran bahasa kedua. Tarigan (1992), membincangkan perbezaan-perbezaan di antara bahasa ibunda pelajar dan bahasa kedua menyebabkan kesukaran dalam mempelajari bahasa kedua hingga berlakunya kesilapan yang dilakukan oleh pelajar Indonesia. Beliau mengatakan: Pengaruh bahasa ibu terhadap bahasa kedua sangat menonjol. Apabila pengaruh daripada bahasa ibu tersebut tidak selaras dengan sistem bahasa kedua, maka gangguan dapat terjadi. Gangguan tersebut mungkin menyebabkan kekeliruan dan kesalahan dalam menggunakan bahasa. Gangguan itu sendiri merupakan akibat daripada perbedaan tatabahasa antara dua bahasa. Perbedaan tatabahasa antara dua bahasa tersebut mewujudkan permasalahan dan kesalahan dalam pembelajaran bahasa. (Tarigan, 1992, p. 8). Menurut Tarigan, kesilapan berbahasa merupakan kesan daripada gangguan yang disebabkan oleh perbezaan di antara dua bahasa dan juga menyebabkan kesukaran dalam pemerolehan bahasa kedua. 1

Walaubagaimanapun, ada beberapa kenyataan yang mengatakan bahawa perbezaan-perbezaan di antara dua bahasa bukan sebab utama hingga berlakunya kesilapan pada pelajar, tetapi, kesilapan berlaku disebabkan oleh kaedah pengajaran (Hama, 2005; Aramaki, 2003) serta kefahaman yang tidak sempurna mengenai bahasa kedua tersebut (Yoshikawa, 1997; Zoraida Mustafa, 2007). Kesilapan-kesilapan dalam pembelajaran bahasa kedua tersebut juga berlaku kepada pelajar bahasa Jepun Indonesia (PBJI). Pelajar-pelajar tersebut menghadapi kesukaran dalam menguasai kemahiran dan pemahaman bahasa Jepun. 1.1 Latar Belakang Kajian Kajian mengenai pembelajaran bahasa Jepun terhadap PBJI masih kurang mendapat perhatian dalam kalangan penyelidik Indonesia. Salah satu kajian kesilapan berbahasa Jepun ke atas PBJI telah disiasat oleh Hama (2005). Beliau mendapati pelajar melakukan kesilapan dalam menghasilkan karangan berbahasa Jepun. Beliau mengatakan kesilapan yang berlaku pada karangan pelajar tersebut bukan hanya sematamata disebabkan oleh gangguan daripada bahasa ibunda pelajar tersebut, tetapi turut disebabkan oleh teknik pengajaran bahasa kedua yang kurang sesuai dengan pelajar. Kesilapan dalam berbahasa Jepun yang dihasilkan oleh PBJI juga berlaku pada beberapa aspek. Salah satu di antaranya ialah kesilapan yang dilakukan oleh pelajar tersebut ketika menggunakan kata hubung-kata hubung bahasa Jepun yang tepat. Penyelidik mendapati PBJI menghadapi kesukaran untuk menggunakan kata hubung bahasa Jepun dengan tepat sesuai dengan nahunya. Terutamanya, apabila kata hubung tersebut mempunyai makna yang sama bila diterjemahkan ke dalam bahasa ibunda pelajar, manakala dalam sistem tatabahasa bahasa Indonesia tidak ada kaedah penggunaan yang khusus untuk membezakan penggunaan kata hubung tersebut. 2

Kajian ini membincangkan kesilapan-kesilapan yang dilakukan oleh PBJI dalam menggunakan kata hubung bahasa Jepun yang telah dipilih, iaitu ~tekara (selepas), ~toki (ketika) dan ~tara (jika/bila). Pelajar didapati keliru dan menghadapi kesukaran untuk membezakan kaedah penggunaan antara kata hubung ~tekara (selepas) dan ~tara (jika/bila), juga di antara kata hubung ~toki (ketika) dan ~tara (ketika). Hal ini menyebabkan berlakunya kesilapan dalam penggunaan kata hubung tersebut dengan tepat dari segi nahunya. Di dalam bahasa Jepun, khususnya, kata hubung ~tara, selain menunjukkan kata hubung bersyarat, juga mempunyai makna selepas dan ketika. Walaubagaimanapun, kaedah penggunaan ~tara yang mempunyai maksud selepas dan ketika adalah berbeza dengan kaedah penggunaan kata hubung ~tekara (selepas), dan ~toki (ketika). Pada asasnya, ~tara yang mempunyai maksud selepas digunakan untuk menyambungkan ayat yang menggambarkan selepas kondisi/syarat pada ayat pertama selesai maka maksud/aksi pada ayat seterusnya juga dapat dilakukan. Manakala ~tekara (selepas) digunakan untuk menunjukan urutan aksi/kegiatan. Contoh ayat ~tekara (selepas) dapat dilihat pada ayat (1), manakala kata hubung bersyarat ~tara yang mempunyai makna selepas dapat dilihat pada ayat (2) berikut. (1). Kono shigoto - o zenbu yat - tekara, biiru - o nomimasu. Ini kerja - partikel semua dilakukan - selepas, bir - partikel minum. < この仕事を全部やってから ビールを飲みます > Ind : Setelah menyelesaikan semua pekerjaan ini, saya minum bir. Mal : Selepas saya siapkan semua kerja ini, saya minum bir. (Tomomatsu, 2007, p. 173) 3

(2). Ima totta shashin-ga deki - tara, watashi-ni-mo ichi mai kudasai. Sekarang ambil gambar - partikel jadi - selepas (syarat), saya - partikel juga satu tolong. < 今撮った写真ができたら わたしにも 1 枚ください > Ind : Setelah photo yang diambil sekarang jadi, saya juga minta 1 lembar. Mal : Selepas gambar yang diambil sekarang ini jadi, berikan pada saya 1 keping. (Tomomatsu, 2007, p. 243) Ayat di atas menunjukkan contoh yang jelas dalam bahasa Indonesia dan bahasa Melayu, keduanya menggunakan perkataan setelah/selepas untuk menyambungkan ayat tersebut, manakala dalam bahasa Jepun penggunaan kata hubung bagi kedua ayat tersebut menggunakan perkataan yang berbeza, iaitu ~tekara dan ~tara. Seterusnya, contoh ayat (3) menunjukkan penggunaan ~tara untuk menyambungkan ayat yang bermaksud ketika yang menggambarkan kejadian perkara yang tidak dijangkakan. Manakala ayat (4) menunjukkan penggunaan ~toki (ketika) yang menggambarkan tempoh masa/pada masa itu dan turut membawa maksud ketika. (3). Depaato-e it- tara, kyoo-wa yasumi deshita. Pasaraya - partikel pergi - ketika, hari ini - partikel cuti. < デパートへ行ったら 今日は休みでした > Ind : Ketika saya pergi ke pusat belanja, ternyata hari ini tutup. Mal : Ketika saya pergi ke pusat beli belah, hari ini cuti (pusat membeli belah). (Tomomatsu, 2007, p. 136) (4). Watashi-ga kega - o shita - toki, haha-wa totemo shinpai-shimashita. Saya - partikel cedera - partikel- mendapat ketika, ibu saya - partikel sangat bimbang. < わたしがけがをしたとき 母はとても心配しました > Ind : Ketika saya mendapat luka di badan, ibu saya sangat khawatir. Mal : Ketika saya cedera, ibu saya merasa sangat bimbang. (Tomomatsu, 2007, p. 231) 4

Seperti dapat dilihat pada ayat (3) dan (4), masing-masing ayat menggunakan perkataan yang berbeza untuk menghubungkan ayat. Walaubagaimanapun, baik bahasa Indonesia dan bahasa Melayu, keduanya menggunakan perkataan ketika untuk menghubungkan ayat-ayat ini. Manakala kajian tentang perbezaan ~tekara (selepas), ~toki (ketika) dan ~tara (jika/bila) telah diselidik oleh Iori (2001), dan Ichikawa (1997, 2005). Ichikawa (2005), menyatakan pelajar bahasa Jepun cenderung untuk berfikir bahawa kaedah penggunaan ~tekara dan ~tara adalah sama. Hal ini disebabkan oleh kedua kata hubung tersebut kelihatan sangat mirip dalam penulisan ataupun pengucapannya. Seterusnya, beliau mengatakan: ~ たから ~ てから ~ たら は学習者が混同しやすい表現です 表記的にも音声てきにも三者はよく似ているからだと思われます (Ichikawa, 2005, p. 393) Pelajar-pelajar mudah sekali dikelirukan pada penggunaan [~takara] [~ tekara] dan [~ tara], kerana mereka fikir ketiga kata hubung tersebut adalah sama, baik dalam penulisan mahupun dalam pengucapan. Seterusnya, Ichikawa menyebutkan bahawa pada beberapa kes, penggunaan ~tekara, dan ~tara dapat saling menggantikan di dalam sesebuah ayat, tetapi hal tersebut menyebabkan nuansa makna yang berbeza. Ini adalah disebabkan oleh makna dan kaedah penggunaan ~tekara dan ~tara itu sendiri sememangnya berbeza. Kajian yang berhubungan dengan perbezaan ~toki dan ~tara pula telah dipaparkan di dalam Nihongo no Bunpo (1991, p. 70-71): [ ~ たら は ~ れば や ~ と に比べると やや ~ とき に近いということ ~ たら は単に時間が経過すれば当然実現するような事態に使うのに適しているということがいえそうである ~ たら という日本語が英語で when という表現に対応することが多いが それはこのような意味で ~ たら が使われているときだ思われる Nihongo no Bunpo (1991, p. 70-71) Makna [~ tara] hampir sama dengan makna [~toki], apabila dibandingkan dengan kata hubung yang menunjukkan syarat yang lain, iaitu [~ reba] and [~ to]. Kata hubung [~tara] dapat dikatakan sesuai untuk keadaan tersebut apabila kejadian/keadaan pada masa lampau itu sememangnya telah berlaku. Kata hubung [~ tara] secara amnya digantikan kepada ketika di dalam bahasa Inggeris, kerana kata hubung tersebut dianggap mempunyai penafsiran dan penggunaan yang sama dengan [~toki]. 5

Sebagaimana telah disebutkan sebelum ini, ~tara adalah bentuk kata hubung yang menunjukkan syarat, tetapi berdasarkan pernyataan di atas, di dapati bahawa ~tara juga dapat difahami sebagai ketika di dalam bahasa Indonesia dan bahasa Melayu, yang mana makna tersebut sama dengan makna penggunaan ~toki. Walaubagaimanapun, tidak semua ayat yang didapati menggunakan kata hubung ~toki dapat digantikan dengan kata hubung ~tara. Kata hubung ~tara boleh dikatakan mempunyai maksud yang sama dengan ~toki (ketika) apabila kedua kata hubung tersebut mempunyai penjelasan dan kaedah aturan penggunaan yang sama di dalam sesebuah ayat. Berdasarkan kepada kenyataan-kenyataan di atas, persamaan makna dan perbezaan dalam kaedah penggunaan kata hubung ~tekara, ~toki dan ~tara, PBJI menghadapi kesukaran dan kekeliruan yang membawa kepada kekerapan melakukan kesilapan dalam mengaplikasikan ketiga kata hubung ini. Ayat (5), (6) dan (7) berikut menunjukkan kesilapan yang dilakukan oleh PBJI 1. (5). Uchi - ni tsui - tekara, ame ga futteimashita. Rumah - partikel tiba - selepas, hujan partikel turun. < うちに着いてから,{ 雨が降っていました } (?) > Ind : Setelah saya tiba di rumah, hujan turun. Mal : Hujan turun, selepas saya tiba di rumah. Penghubung ayat yang tepat dalam bahasa Jepun bagi ayat (5) di atas ialah ~tara, kerana ayat tersebut menggambarkan satu kejadian yang kebetulan terjadi, iaitu ketika tiba di rumah, hujan turun. Pengolahan ayat yang tepat bagi ayat (5) di atas adalah seperti berikut: 1 Data adalah daripada ujian rintis ke atas pelajar Departemen Sastra Jepang, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sumatera Utara (USU), Indonesia, yang telah dijalankan oleh penyelidik pada Oktober 2010. 6

(5.a). Uchi - ni tsui - tara, ame ga futte imashita. Rumah - partikel tiba - ketika, hujan partikel turun. < うちに着いたら, 雨が降っていました ( ) > Mal : Ketika saya tiba di rumah, hujan turun. Ind : Ketika saya tiba di rumah, hujan turun. Ayat di bawah berikut menunjukkan kesilapan yang dilakukan oleh PBJI dalam menggunakan kata hubung ~toki, yang menunjukkan ketika. (6). Tomodachi - no uchi - e it - ta toki, kare - wa imasen - deshita. Kawan - partikel rumah - partikel pergi - ketika, dia (kawan) - partikel tidak ada-past tense copula. < 友達のうちへ行ったとき { 彼はいませんでした }(?)> Ind : Ketika pergi ke rumah teman, dia tidak ada. Mal : Ketika saya pergi ke rumah kawan, dia tiada. Penggunaan kata hubung ~toki pada ayat (6) di atas adalah tidak tepat kerana ayat < 彼はいませんでした > kare wa imasendeshita (dia tidak ada) menggambarkan kondisi yang tidak dijangkakan sebelumnya. Walaubagaimanapun, apabila kata hubung ~toki digantikan dengan ~tara yang mempunyai makna ketika, ayat tersebut dapat menjadi tepat dari segi nahunya. (6.a). Tomodachi - no uchi - e it tara, kare - wa imasen deshita. Kawan - partikel rumah - partikel pergi - ketika, dia (kawan) - partikel tidak ada-past tense copula. < 友達のうちへ行ったら, 彼はいませんでした ( )> Ind : Ketika saya pergi ke rumah teman, dia tidak ada. Mal : Ketika saya pergi ke rumah kawan, dia tidak ada. Seterusnya, ayat (7) berikut menunjukkan kesilapan penggunaan ~tara yang menyebabkan ayat tersebut menjadi kurang tepat dari segi nahunya. 7

(7). Nihon - e it - tara, kamera - o kaimashita. Jepun - partikel pergi jika/bila, kamera - partikel beli. < 日本へ行ったら { カメラを買いました }(?)> Ind : Kalau pergi ke Jepang, saya membeli sebuah kamera. Mal : Bila saya pergi ke Jepun, saya membeli sebuah kamera. Ayat tersebut tidak tepat bagi kaedah pengunaan kata hubung ~tara yang mempunyai makna bila/jika ataupun ketika yang bersifat andaian. Walaubagaimanapun, ayat tersebut lebih tepat menggunakan ~toki disebabkan ayat tersebut menjelaskan dua tindakan yang dilakukan dalam konteks semasa. (7.a). Nihon - e itta - toki, kamera o kai - mashita. Jepun - partikel pergi ketika, kamera - partikel beli. < 日本へ行ったとき カメラを買いました ( ) > Ind Mal : Ketika saya pergi ke Jepang, saya membeli sebuah kamera. : Ketika saya pergi ke Jepun, saya membeli sebuah kamera. Berdasarkan pada kesilapan-kesilapan yang dilakukan oleh PBJI tersebut seperti di atas, dapat dikatakan bahawa PBJI cenderung berfikir bahawa kata hubung ~tekara, ~toki dan ~tara mempunyai makna dan kaedah penggunaan yang sama dengan kata hubung dalam bahasa Indonesia, iaitu setelah (selepas), ketika (ketika), kalau (jika/bila). Dari aspek lain, Roswati, A. Rashid (2002), dalam kajian pembelajaran bentuk kata hubung bersyarat bahasa Jepun ~tara, ~nara, ~to, ~ba, pada pelajar bahasa Jepun Malaysia (PBJM) menyatakan bahawa kesilapan yang dilakukan oleh pelajar dalam menggunakan kata hubung tersebut bukan disebabkan oleh gangguan daripada bahasa ibunda pelajar, tetapi, kesilapan berlaku disebabkan oleh kurangnya pemahaman pelajar terhadap bahasa kedua tersebut. Beliau mengatakan bahawa PBJM menjangkakan bentuk-bentuk kata hubung bersyarat bahasa Jepun ~tara, ~nara, ~to, ~ba, berkongsi makna yang sama dengan kata hubung bersyarat bahasa Melayu jika/bila. Pelajar yang 8

tidak dapat menggunakan bentuk kata hubung-kata hubung bersyarat bahasa Jepun tersebut dengan tepat adalah disebabkan oleh kelemahan pelajar dalam memahami dan menguasai bentuk kata hubung bersyarat bahasa Jepun. Manakala Zoraida Mustafa (2007), dalam kajian kesilapan pelajar Melayu di dalam karangan bahasa Jepun menyatakan bahawa salah satu daripada kriteria kesilapan yang dihasilkan oleh pelajar ialah kesilapan dalam penggunaan bentuk kata hubung. Berdasarkan kepada kenyataan di atas, dan fakta bahawa bahasa Melayu dan bahasa Indonesia adalah berasal dari rumpun bahasa yang sama, kemungkinan permasalahan yang dihadapi dalam pembelajaran bentuk kata hubung bahasa Jepun, ~tekara, ~toki dan ~tara bukan saja berlaku pada PBJI, tetapi juga dihadapi oleh PBJM. Justeru, bagi mengetahui sama ada PBJM menghadapi masalah yang sama dengan PBJI dalam pembelajaran ketiga bentuk kata hubung, ~tekara, ~toki dan ~tara, satu ujian rintis telah diadakan dalam kalangan PBJM pada Disember 2011. Dapatan kajian menunjukkan bahawa kebanyakan daripada PJBM mempunyai komplikasi ketika mengaplikasikan ketiga bentuk kata hubung ~tekara, ~toki dan ~tara. Ayat (8) dan (9) berikut menunjukkan kesilapan yang dilakukan oleh PBJM ketika melengkapkan ayat dengan menggunakan kata hubung ~tekara, ~toki dan ~tara. (8). Asa oki - tekara, ame ga futteimashita. Pagi bangun - selepas, hujan - partikel turun. < 朝起きてから,{ 雨が降っていました } (?) > Ind : Pagi hari setelah saya bangun tidur, hujan telah turun. Mal : Pagi hari selepas saya bangun tidur, hujan telah turun. Ayat yang dihasilkan oleh pelajar < 雨が降っていました > ame ga futteimashita (hujan telah turun) lebih tepat menggunakan ~tara berbanding ~tekara. 9

Hal ini disebabkan oleh ayat yang dihasilkan oleh pelajar tersebut menggambarkan satu kondisi yang didapati oleh si penutur ketika dia bangun dari tidur. Pengolahan ayat yang tepat bagi ayat tersebut ialah seperti berikut. (8.a). Asa oki - tara, ame ga fut - te imashita. Pagi bangun - ketika, hujan - partikel turun. < 朝起きたら, 雨が降っていました ( ) > Ind : Pagi hari, ketika saya bangun tidur, hujan telah turun. Mal : Pagi hari ketika saya bangun tidur, hujan telah turun. Seterusnya, ayat berikut menunjukkan kesilapan pelajar ketika melengkapkan penghubung ayat ~toki, yang mempunyai makna ketika. (9). Kaban - o akeru -toki, kyoukasho - ga nakatta. Beg - partikel buka - ketika, buku teks - partikel tidak ada. < かばんを開けるとき { 教科書がなかった }(?)> Ind : Ketika saya buka tas, buku teks tidak ada disana. Mal : Ketika saya buka beg, buku teks tidak ada. Penggunaan ~toki pada ayat (9) di atas adalah tidak sesuai dengan nahunya. Hal ini disebabkan ayat <かばんを開けるとき > kaban o akeru toki (ketika saya membuka beg) harus diikuti oleh ayat yang menunjukkan aksi/kegiatan. Manakala ayat yang dihasilkan oleh pelajar < 教科書がなかった > kyookasho ga nakatta (buku teks tidak ada) menunjukkan perkara yang tidak dijangkakan. Walaubagaimanapun, apabila ~toki digantikan dengan ~tara, maka ayat tersebut menjadi tepat dari segi nahunya. (9.a). Kaban - o ake tara, kyoukasho - ga na katta. Beg - partikel buka - ketika, buku teks - partikel tidak ada. < かばんを開けたら, 教科書がなかった ( ) > Ind : Ketika saya membuka tas, buku pelajaran tidak ada. Mal : Ketika saya buka beg, buku teks tidak ada. 10

Merujuk kepada contoh-contoh ayat (8) dan (9) di atas, dapat dikatakan bahawa PBJM juga menghadapi masalah yang hampir sama dalam menggunakan bentuk kata hubung ~tekara, ~toki dan ~tara dan membezakan kaedah penggunaan yang tepat. Persoalan daripada kajian ini ialah: 1. Apakah keupayaan secara keseluruhan PBJI dan PBJM dalam memahami bentuk kata hubung ~tekara, ~toki dan ~tara? 2. Adakah persamaan terjemahan ~tekara, ~toki dan ~tara ke dalam bahasa ibunda PBJI dan PBJM mempengaruhi kedua kumpulan pelajar dalam menggunakan ~tekara, ~toki dan ~tara dengan tepat? Justeru, satu kajian penyelidikan komparatif diperlukan untuk menjawab soalansoalan tersebut. 1.2 Permasalahan Kajian Kajian mengenai kata hubung ~tekara, ~toki dan ~tara telah banyak diselidiki sebelum ini dalam kelompok kata hubung bersyarat, iaitu (~tara, ~nara, ~to, ~ba). Walaubagaimanapun, kajian khusus tentang pembelajaran ~tekara, ~toki dan ~tara, masih belum pernah dilakukan ke atas PBJI dan PBJM. Oleh sebab itu, kajian ini dianggap sebagai kajian komparatif awal bagi pelajar kedua negara mengenai pembelajaran kata hubung ~tekara, ~toki dan ~tara. Pada asasnya, pelajar bahasa Jepun akan mula belajar bahasa Jepun daripada peringkat shokyuu (permulaan). Pada peringkat tersebut, pelajar belajar tentang ~tekara yang digunakan sebagai kata hubung yang menunjukkan selepas atau sejak, manakala kata hubung bersyarat ~tara digunakan untuk menunjukkan jika/bila dan selepas itu. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, meskipun ~tara juga 11

mempunyai makna selepas itu yang mirip dengan makna ~tekara, tetapi kaedah penggunaan kedua bentuk kata hubung tersebut adalah berbeza. ~tekara digunakan untuk menyambungkan dua ayat yang masing-masingnya menunjukkan aksi/kegiatan yang berurutan, manakala ~tara menggambarkan bahawa kandungan ayat sebelum ~tara menjadi keharusan syarat bagi kejadian/aksi ayat selepas ~tara. Contoh ayat berikut menunjukkan penggunaan ~tekara (10) dan ~tara (11). (10). Saki - ni furo ni hait tekara, shokuji - ni shiyoo. Terlebih dahulu-partikel tab mandi-partikel masuk - selepas, makan-partikel mari. < 先に風呂に入ってから 食事にしよう ( )> Ind : Ayo kita makan setelah mandi. Mal : Mari kita makan selepas mandi. (Sunagawa, 1998, p. 248) (11). Sukudai - o sun dara, asobi - ni itte mo - iiyo. Kerja rumah - partikel selesai selepas itu, bermain - partikel pergi- partikel boleh. < 宿題が済んだら 遊びに行ってもいいよ ( )> Ind : Setelah pekerjaan rumah selesai, kamu boleh pergi bermain. Mal : Selepas kerja rumah selesai, boleh pergi main. (Sunagawa, 1998, p. 206) Walaubagaimanapun, kebanyakan daripada PBJI dan PBJM berfikir bahawa kata hubung ~tara hanya mempunyai makna sebagai jika/bila sahaja, dan sering keliru mengenali ~tara sebagai kata hubung bersyarat dengan makna selepas itu. Pada peringkat shokyuu juga, pelajar belajar tentang kata hubung ~toki yang digunakan untuk menunjukkan konteks masa atau tempoh masa daripada dua aksi/tindakan. Berikut adalah contoh ayat penggunaan ~toki. 12

(12). Chichi - wa shinbun o yomu toki, megane - o kakemasu. Ayah-partikel akhbar - partikel baca - ketika, cermin mata partikel pasang. < 父は新聞を読むとき 眼鏡をかけます ( ) > Ind : Ayah memakai kacamata ketika akan membaca Koran. Mal : Ayah memakai cermin mata ketika (akan) membaca akhbar. (Sunagawa, 1998, p. 323) Seterusnya, diperingkat chukyuu (pertengahan), pelajar juga akan belajar tentang ~tara dengan makna ketika, tetapi dengan kaedah penggunaan yang berbeza dengan ~toki. Seperti telah disebutkan sebelumnya ~tara pada peringkat ini digunakan untuk menghubungkan ayat yang menunjukkan berlakunya perkara yang tidak dijangkakan. Makna ~tara yang hampir sama dengan makna ~tekara, dan ~toki ini, kerap mengelirukan pelajar kerana kaedah penggunaan yang berbeza. 1.3 Ruang Lingkup dan Batasan Kajian Kajian ini memberi tumpuan kepada pembelajaran bentuk kata hubung bahasa Jepun iaitu ~tekara, ~toki dan ~tara, dalam kalangan PBJI dan PBJM melalui pemerhatian dan analisis kesilapan yang dilakukan oleh pelajar-pelajar semasa menggunakan kata hubung tersebut. Satu set soal selidik diberikan kepada PBJI dan PBJM bagi menyiasat sama ada mereka mempunyai masalah yang sama dalam mengaplikasikan kata hubung ~tekara, ~toki dan ~tara. Responden daripada kajian ini mempunyai kecekapan berbahasa Jepun 13

yang hampir sama dengan kecekapan Japanese Language Proficiency Test (JLPT) 2 pada tahap N5 3, N4 4 dan N3 5. 1.4 Objektif Kajian Kajian ini mempunyai dua objektif utama, iaitu: 1. Untuk mengenal pasti penggunaan kata hubung ~tekara, ~toki dan ~tara di antara PBJI dan PBJM dan kekeliruan yang dilakukan. 2. Untuk mengenal pasti punca kekeliruan yang dihasilkan oleh PBJI dan PBJM ketika menggunakan ~tekara, ~toki dan ~tara. 1.5 Kepentingan Kajian Kajian ini penting untuk mengetahui dengan lebih dekat perbezaan pembelajaran bahasa Jepun dalam kalangan PBJI dan PBJM, khususnya untuk kata hubung, ~tekara, ~toki and ~tara. Dapatan kajian ini memberikan bentuk-bentuk kesilapan yang berlaku dan menghuraikan punca daripada kesilapan yang dihasilkan oleh para pelajar. Dapatan kajian ini juga boleh menyokong fakta kajian mengenai kesilapan yang dilakukan oleh pelajar bahasa Jepun (PBJ) yang pernah dijalankan oleh Ichikawa (1997, 2005). Ichikawa menjalankan analisis kesilapan yang dilakukan oleh pelajar bahasa Jepun di Asia, khususnya pada pelajar penutur bahasa Indonesia dan bahasa Melayu dalam mempelajari ~tekara, ~toki dan ~tara. 2 The Japanese-Language Proficiency Test (JLPT) ialah satu bentuk ujian yang diselenggarakan oleh Japan Foundation dan Japan Educational Exchanges and Services, sejak 1984. Ujian ini dipercayai untuk menilai dan mengesahkan kecekapan dan penguasaan bahasa Jepun daripada bukan penutur natif bahasa Jepun. JLPT mempunyai lima peringkat berbeza, iaitu: N1, N2, N3, N4 dan N5. Peringkat yang paling mudah ialah N5 dan peringkat yang paling sukar ialah N1. N4 dan N5 adalah tahap untuk mengukur kefahaman bahasa Jepun asas, terutamanya yang dipelajari di dalam kelas. N1dan N2 adalah tahap untuk mengukur kefahaman bahasa Jepun dalam pelbagai tabir kehidupan keseharian. N3 ialah tahapan di antara N1/N2 dan N4/N5. (http://www.jlpt.jp/e/about/purpose.html) 3 N5 ialah tahap paling mudah di dalam JLPT. Pada tahap N5 adalah pelajar dapat membaca dan memahami ungkapan-ungkapan yang biasa dan ayat-ayat yang ditulis dalam aksara bahasa Jepun dan Kanji asas. Pelajar juga dapat mendengar dan memahami perbualan biasa dalam kehidupan harian dan situasi di dalam bilik darjah. (http://www.jlpt.jp/e/about/levelsummary.html) 4 N4 ialah satu tahap di atas N5. Pada tahap ini pelajar dapat membaca dan memahami petikan mengenai topik-topik keseharian yang tidak rasmi yang dituliskan di dalam perbendaharaan kata asas dan Kanji. Pelajar juga mampu mendengar dan memahami perbualan biasa dalam kehidupan keseharian dan memahami kandungannya secara amnya, dan dapat bercakap bahasa Jepun dengan perlahan-lahan. (http://www.jlpt.jp/e/about/levelsummary.html) 5 N3 ialah satu tahap di atas N4. Pada tahap ini pelajar dapat membaca dan memahami bahan-bahan yang ditulis dengan tumpuan khusus mengenai topik-topik dalam kehidupan keseharian, dan dapat memahami ringkasan maklumat seperti tajuk akhbar, membaca tulisan-tulisan yang agak sukar dalam kehidupan keseharian dan memahami idea-idea utama daripada satu kandungan. Pelajar juga boleh mendengar dan memahami perbualan yang rasional dalam situasi keseharian, dapat bercakap pada kelajuan dekat dengan natural. (http://www.jlpt.jp/e/about/levelsummary.html) 14

Seterusnya, dapatan kajian ini juga dapat memberi gambaran sama ada latar belakang bahasa ibunda yang hampir sama di antara pelajar mempengaruhi kesilapan yang dihasilkan oleh pelajar. Akhir sekali, kajian ini dapat memberikan pandangan yang berbeza ke atas kajian kata hubung bahasa Jepun yang pernah ada dilakukan. Pada umumnya, kajian ke atas kata hubung bahasa Jepun dijalankan pada satu kumpulan kata hubung yang bersinonim, seperti kajian lepas yang telah dilakukan oleh Roswati, A. Rashid (2002) ke atas pelajar Melayu mengenai penggunaan kata hubung bersyarat, iaitu ~tara, ~nara, ~to, ~ba yang mempunyai makna yang sama, iaitu jika/bila. Manakala kajian ini mengambil satu konsep baru dari segi pandangan bahasa Indonesia dan bahasa Melayu, iaitu setelah/selepas, ketika, dan jika/bila. Hal ini disebabkan oleh pelajar cenderung berfikir ~tekara, ~toki dan ~tara adalah sama dengan setelah/selepas, ketika, dan jika/bila yang menyebabkan berlakunya kesilapan-kesilapan ketika menggunakan ketiga-tiga kata hubung ini. 15